Dalam pembangunan LRT terdiri dari beberapa fase: Cibubur-Cawang dengan progres 78,455% dan Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 46,135% (terkendala penempatan posisi stasiun), Cawang-Bekasi Timur 52,77% (terkendala penyediaan Dipo seluas 12 hektar, direncakan akan selesai pada 2020). Sehingga April 2021 LRT Jabodebek rencanakan secara resmi akan mulai dioperasikan.
Dokpri
Berlanjut dengan penjelasan Iwan Eka Putra Vice President PMO Operation PT KAI, divisi LRT Jabodetabek menjelaskan penadaan pembangunan LRT bersumber dari Penambahan Modal Negara (PMN) dan kredit sindikan. Dalam operasional LRT Sumsel dan LRT Jabodebek terdapat perbedaan pada lebar kereta dan sistem persinyalan. Headway LRT Jabodebek Cibubur-Cawang dan Bekasi-Cawang, dalam waktu 6 menit Cawang-Dukuh Atas 3 menit.
Satu trainset LRT terdiri dari 6 kereta normalnya menampung 740 orang, saat terjadi penumpukan mampu mengangkut 1.000 orang sesuai Standar Pelayanan Minimal. LRT Jabodebek ada beroperasional pada pukul 04.00-23.00, usai pukul 23.00 akan dilakukan perawatan sarana dan prasana LRT. Tarif LRT Jabodebek akan dikenakan sebesar Rp 12.000 dengan sistem ticketing secara non tunai, serupa dengan sistem pada KRL Commuter Line.
Dokumentasi PT Kereta Api Indonesia
Turut hadir pak Joko Setyo Warno, Pengamat Transportasi Unika Soegijapranata yang menyarankan adanya kendaraan feeder ke stasiun yang harganya terjangkau. Sehingga memudahkan masyarakat dalam menggunakan transportasi umum, termasuk juga sarana trotoar yang memudahkan pejalan kaki untuk menggunakan transportasi umum.
Dari sudut pandang tata kota pak Nirwono Joga, Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti menjelaskan fenomena tempat tinggal masyarakat semakin bergeser ke pinggiran dan generasi milenial ke daerah yang jauh dari pusat kota. Sehingga sedari subuh masyarakat yang tinggal jauh dari pusat kota, sudah harus berangkat bekerja ke Jakarta.
Dokpri
Jika usia masyarakatyang berusia muda, sehat, dan bukan penyang disabilitas tentu bukanlah masalah. Namun, timbul masalah aksebilitas pada masyarakat berusia lanjut, dalam keadaan kurang sehat, dan penyandang disabilitas untuk menggunakan transportasi umum.
Diharapkan sarana transportasi umum ke depannya bisa terintergrasi dengan gedung perkantoran di Jakarta, sehingga memimalisir naik turun tangga baru bisa menggunakan transpotasi massal, termasuk juga LRT Jabodebek.
Setelah mengikuti acara FGD LRT dengan tema "Pembangunan LRT Jabodebek dan Sumsel untuk Siapa?", saya mendapatkan pengetahuan baru. Tentang seperti apa pembangunan LRT, rencana operasional, dan perbedaan antara sistem LRT Sumsel dan LRT Jabodebek.