Tapi jawabanku selalu kalah cepat dengan jawaban si penjual. Sehingga beberapa kali aku cukup diam dan menganggukkan kepala.
Sesekali aku lingkarkan tanganku ke pinggang mu, sambil membisikkan kata. "Kita lihat di tempat lain dulu".
Supaya dirimu tidak berlama-lama  di salah satu penjual baju batik. Supaya dirimu bisa melihat banyak pilihan model dan warna. Dan supaya aku bisa lebih lama berada di dekatmu walau akhirnya kita kembali ke penjual batik yang pertama kita kunjungi. Dari sekian banyak penjual baju batik di pasar Beringharjo.
Aku sudah booking kamar untuk beberapa hari di hotel DSenopati. Sesekali kita manjakan kebersamaan kita di kota yang istimewa. Hotel DSenopatimalioboro tidak begitu jauh dari Beringharjo, Honey. Gak usah senyum-senyum sendiri lagi.Â
Maka sehari sebelum tanggal 24 April, sudah sampai Yogya, ya. Anak-anak diberitahu, beberapa hari menjelang keberangkatan. Naik kereta api saja ya, Honey. Biar kita bisa berjalan berdua diantara lorong pasar disaksikan oleh para pedagang di dalam pasar Beringharjo. Seperti siang hari waktu itu.
Berharap melihat langit berwarna jingga lagi di ujung Barat Jl. Ahmad Dahlan dari depan Kantor Pos Besar. Sambil aku bisikkan kata cinta di telingamu, "Aku sayang kamu, ***". Seperti waktu itu.Â
Dirimu menoleh. Aku lihat tatapan matamu. Seperti berbicara sejuta makna diiringi senyum kecil dari bibir mungil mu.
Baik-baik, ya sayang.Â