Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Klik Ini Beda

6 Juli 2018   13:10 Diperbarui: 12 Juli 2018   04:00 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata kebiasaan tersebut tidak jauh beda dengan anjuran pemerintah untuk #cekklikbpom. Namun bukan berarti saya tidak pernah mendapat pengalaman tidak menyenangkan saat mengonsumsi produk pangan olahan. Saya mempunyai pegalaman kecut campur pahit saat minum susu kemasan UHT, dari merek cukup terkenal. 

(www.kompas.com)
(www.kompas.com)
Rasanya aneh, tidak seperti rasa susu strawbery biasanya. Spontan saya muntahkan. Padahal susu itu kami beli, satu hari sebelumnya. Kemasan kondisinya baik, tanggal kedaluwarsa jauh dari tanggal yang tertera. Walau sudah menjadi pilihan keluarga. Kami tetap melakukan pengecekan seperti biasa dari cek kemasan dan tanggal kedaluwarsa saat membeli.

Saya tidak buru-buru membuang susu yang rasanya aneh tetapi menuangkan ke gelas. Ternyata ada jamur, warnanya berbeda dengan susu dari merek dan jenis yang sama. Jadi ngeri, membayangkan susu rusak masuk ke dalam perut.

Selanjutnya, saya cari alamat email atau nomor telpon keluhan konsumen yang tertera di kemasan. Setelah melakukan komunikasi lewat email dengan menceritakan pengalaman saat meminum susu tersebut. Beberapa hari kemudian ada ucapan perminta maaf dari perusahaan tersebut.

(www.twitter.com)
(www.twitter.com)
Sebagai bentuk permintaan maaf, perusahaan susu tersebut mengirim 12 kemasan susu UHT baru. Padahal saat itu kami hanya membeli empat atau lima kotak susu UHT dan yang rusak hanya satu.

Inti cerita pengalaman tersebut, sefamiliar atau seakrab apapun kita terhadap bahan pangan olahan termasuk yang sudah menjadi langganan. Tetap harus cermat dan teliti saat membeli. Apalagi saat membeli obat, lebih teliti dalam melihat (K)emasan, (L)abel, (I)zin edar dan masa (K)edaluwarsa. Cermat dengan K L I K.

Kembali pada cerita paracetamol untuk menurunkan panas badan yang tidak bisa diajak kompromi  menjelang mudik. Sebelum membeli, saya mencari tahu informasi seputar paracetamol, seperti indikasi beserta kandungannya lewat internet.

Walau sudah mengetahui obat ini termasuk golongan obat bebas atau ada huruf B di nomer registrasinya.  Namun saya tetap kepo  pada paracetamol.

(www.twitter.com)
(www.twitter.com)
Semua itu untuk memastikan keamanan saat mengonsumsi. Agar obat bekerja sesuai fungsinya bukan sebaliknya yang dapat mengacaukan perjalanan mudik kami sekeluarga. Tidak ada salahnya berjaga-jaga bagaimana konsumsi #obatamanmudik.

Manfaat lain, dengan mengetahui informasi awal tentang obat, saya dapat bertanya ke petugas jaga atau apoteker di apotek. Terkait info obat paracetamol yang belum ada di internet.

Selain paracetamol,  saya membeli suplemen vitamin C. Tujuannya, manakala suhu badan turun, saya menggantinya dengan suplemen vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun