Dan baru sadar saat Ko David menjelaskan bahwa Hot Tuna Sushi itu berisi tuna matang bukan ikan mentah karena sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.
Dan teman-teman Kjog hanya bisa mengatakan,  " Ooo....!". Atau  hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya karena mulutnya penuh dengan makanan.Â
Nagoya Fusion Resto berdiri tahun 2010 atas dasar rasa kangen akan makanan Jepang. Khususnya dari daerah Nagoya. David pernah tinggal disana saat menjadi  mahasiswa pertukaran pelajar. Setelah kembali ke Indonesia kerinduan akan makanan Jepang tidak pernah pupus.Â
Nagoya Fusion Resto  di Jogja ada dua tempat. Di Jalan Gajah Mada tidak jauh dari Kraton Pakualam Jogja dan yang ada di Jalan Sarjito sebagai pusatnya. Kira-kira 200  meter sebelah selatan Sekolah Vokasi UGM. Dapat dicapai dengan berjalan kaki dari UGM. Karena sangat dekat dengan komplek kampus UGM.
Tujuh tahun sudah Nagoya Fusion Resto berdiri dan menjalin kemitraan dengan orang-orang yang menginginkan memiliki usaha sendiri tetapi bingung menentukan jenis usaha. Resto dengan cita rasa Jepang merupakan sebuah tawaran menarik.
Kini Nagoya Fusion Resto  tidak hanya  ditemui di kota besar di Jawa seperti Bogor, Semarang, Solo, Magelang, Pasuruan dan Kediri. Tetapi juga di Lampung, Jambi, Palembang, Makasar, Palangkaraya.Â
Selain itu costatau biaya usaha tergolong murah jika dibandingkan dengan usaha yang sejenis. Sistem kemitraan yang jelas dan mudah (clear and easy). Sehingga dapat mendukung kembalinya modal dalam waktu singkat.Â
Ko David menceritakan varian produk Nagoya Fusion resto memiliki daya jual tinggi serta rasa yang telah teruji dan dapat diterima konsumen. Terbukti kini telah berdiri sedikitnya di sembilan daerah yang tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.Â
Usai mencicip aneka menu Nagoya Fusion Resto, ngobrol dengan yang empunya resto ini semakin terasa asyik . Apalagi diiringi paduan suara dapur yang berbunyi " Sreeenggg......." dan aroma yang selalu mengundang selera.Â