Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bagaimana 'Anti-To-Do' List dapat Meningkatkan Produktivitas?

22 Februari 2024   08:56 Diperbarui: 22 Februari 2024   11:08 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: blog.kognisi.id

Pernahkah kita merasa seakan membuat to-do list adalah rencana yang bagus, tapi akhirnya malah tidak berjalan sesuai harapan? Apakah daftar tugas kita seringkali hanya menjadi daftar tanpa tindakan?

Fakta mengejutkan mengenai to-do list diungkap oleh Janet Choi dan Walter Chen dalam penelitiannya yang berjudul 'The Busy Person's Guide to the Done List'. Mereka menemukan bahwa secara garis besar 41% dari item dalam to-do list tidak pernah diselesaikan oleh pembuatnya. Hal ini tentunya menghadirkan pertanyaan mendalam mengenai efektivitas to-do list sebagai alat manajemen waktu.

Sebagian orang berkata bahwa to-do list telah menjadi game changer dalam kehidupan mereka -- berita bahagia, artinya mereka telah menemukan strategi manajemen waktu yang tepat. Namun, tidak dipungkiri bahwa tidak semua orang merasakan hal yang sama. Bagi mereka yang masih mencari strategi manajemen waktu yang cocok, mungkin saatnya berkenalan dengan 'Anti-To-Do' list. Alternatif ini memperkenalkan pendekatan yang dapat menjadi kunci untuk mengeksplorasi potensi produktivitas yang belum tergali sepenuhnya.

BACA JUGA: Melihat Peluang Bisnis dari Video Pembelajaran Online

Jadi, apa itu 'Anti-To-Do' list? 

Dalam dunia yang penuh dengan daftar tugas yang tak pernah habis, muncul sebuah pendekatan revolusioner yang disebut Anti-To-Do list. Konsep ini tidak mengajak kita untuk mengejar daftar tugas yang semakin panjang, melainkan untuk merayakan setiap pencapaian sepanjang hari. Anti-To-Do list adalah alat sederhana yang mencatat segala hal yang telah kita capai, baik itu yang direncanakan maupun yang terjadi secara tak terduga.

Dibandingkan dengan to-do list tradisional yang cenderung memicu stres dan perasaan tak efektif, Anti-To-Do List menawarkan perspektif yang lebih positif. Sama seperti kita mendapatkan kepuasan saat menghapus sesuatu dari daftar tugas, Anti-To-Do List mendorong kita untuk secara aktif menuliskan setiap pencapaian. Pendiri konsep ini, Marc Andreessen, mengatakan bahwa lebih dari sekadar menyelesaikan tugas, kita seharusnya merayakan proses dan pencapaian kecil sepanjang perjalanan.

Contohnya, seorang mahasiswa desain industri -- Kiki, yang mengadopsi konsep ini dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan setia mencatat setiap tindakannya, Kiki menjadi lebih sadar akan pencapaiannya sepanjang hari. Dia merasakan kebanggaan dan motivasi yang membara melihat daftar prestasinya berkembang. Pemikiran positif ini memberinya daya untuk merencanakan hari berikutnya dengan semangat yang sama. Melihat kembali pencapaiannya juga membantu Kiki mengevaluasi dan meningkatkan efisiensinya. Dengan demikian, Anti-To-Do List bukan hanya sebuah konsep, tetapi juga alat yang dapat diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih produktivitas dan keberhasilan.

Sebagai refleksi, konsep Anti-To-Do List cocok diterapkan untuk individu yang ingin menemukan keseimbangan antara pencapaian dan kebahagiaan sehari-hari. Bagi mereka yang mencari cara baru dalam manajemen waktu dan merasa terjebak dalam rutinitas tradisional, konsep ini bisa menjadi kunci untuk membebaskan potensi terbaik mereka. Jadi, mari berani mencoba, karena setiap orang berhak mendapatkan cara terbaik untuk menjadi versi terbaiknya.

Bagaimana 'Anti-To-Do' list dapat meningkatkan produktivitas sehari-hari?

'Anti-To-Do' List tidak hanya menjadi catatan pencapaian, tetapi juga alat analisis yang membantu mengidentifikasi hal-hal yang sering kali menghambat produktivitas kita. Dengan mencatat tindakan yang telah dilakukan, kita dapat melihat ke mana waktu kita sering kali terbuang. Sebagai contoh, kita dapat mengevaluasi seberapa sering kita terjebak dalam membaca email tanpa urgensi atau berapa banyak waktu yang terhabiskan dalam pertemuan yang tidak produktif. Dengan memberikan gambaran konkret tentang distraksi ini, 'Anti-To-Do' List memberikan kesempatan untuk merancang strategi peningkatan efisiensi dan manajemen waktu yang lebih baik.

Selain itu, manfaat 'Anti-To-Do' List juga terlihat dalam peningkatan motivasi dan fokus. Dengan merayakan setiap pencapaian, tercipta dorongan positif yang mendorong kita untuk mencapai lebih banyak lagi. Setiap catatan prestasi menjadi bukti langkah berarti menuju tujuan yang lebih besar. Efek ini menciptakan siklus positif di mana setiap tugas selesai menjadi motivasi tambahan. Oleh karena itu, 'Anti-To-Do' List bukan hanya sekadar pencatatan kemajuan, tetapi juga alat yang mendorong fokus pada tujuan utama dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas yang berkelanjutan.

Lalu, bagaimana cara penerapannya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun