Mohon tunggu...
Andika Gunadarma
Andika Gunadarma Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Motorcycle builder, Gamer & Graphic Designer | Work at hukumonline.com | lawyer - but not anymore | Lecturer | full-time husband

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Hutang Bapak Jokowi

16 Juli 2014   05:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:12 2470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bapak Jokowi yang saya hormati,

Kalau saya boleh jujur, waktu saya dengar bapak (akhirnya jadi) mencalonkan diri untuk maju sebagai capres, saya sempat kecewa berat. Saya merasa yakin kalau seandainya bapak tetap menjabat sebagai gubernur Jakarta dan berhasil memperbaiki Jakarta, maka jalan bapak untuk menjadi presiden di 2019 akan jauh lebih mulus. Saya juga yakin, kalau bapak mencalonkan diri sekarang, malah akan menjadi bahan bagi lawan bapak untuk menjatuhkan bapak dengan alasan “melanggar janji”, dan lain-lain.

Dan itu benar terjadi.

Namun seorang sahabat saya justru mengatakan bahwa saat inilah kesempatan terbaik untuk bapak, karena saat ini tidak ada presiden yang incumbent. Seandainya saja, Pak Jokowi tidak maju saat ini, maka kemungkinan besar bapak akan berhadapan dengan Pak Prabowo di 2019, dan kemungkinan besar dia adalah presiden RI saat itu. Apabila itu kondisinya, maka akan jauh lebih susah bagi bapak, atau siapapun yang akan mencalonkan diri apabila berhadapan dengan pemerintah yang berkuasa.

Pemikiran diatas tersebutlah yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk sepenuhnya mendukung Bapak Jokowi untuk maju saat ini, dan bergabung dengan ribuan bahkan jutaan pendukung dan relawan lain.

Apabila bapak nanti menjadi presiden, harus bapak ingat bahkan dalam tidur bapak bahwa yang membedakan dukungan kami kepada bapak dengan lawan bapak adalah dengan sukarela dan dengan nurani yang bersih.

Lawan bapak, Pak Prabowo sudah melalukan politik transaksional, dimana sudah secara terang-terangan bahwa dia “membagi-bagi” jabatan menteri dan jabatan lain kepada tim pendukungnya. Hal tersebut beberapa kali diucapkan di media masa. Politik seperti ini sudah lazim terjadi di Indonesia seperti terlihat pada masa kepemimpinan Pak SBY. Seperti lazimnya sebuah transaksi maka tunai-nya kewajiban para pihak adalah ketika para pihak telah memenuhi “perjanjiannya”. Dalam hal ini adalah ketika Pak Prabowo menjadi presiden dan para pendukungnya mendapatkan jabatan/posisi yang mereka inginkan, sesuai dengan kesepakatan politik mereka.

Politik transaksional tersebut secara otomatis akan mengesampingkan semua “janji-jani” Pak Prabowo kepada kami…rakyatnya. Begitu pula mereka yang sudah menerima jabatan. Karena mereka semua sudah merasa memenuhi “usaha” atau “jerih-payah” mereka dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan. Mereka sudah keluar biaya, waktu dan bahkan harga diri untuk mencapainya.

Berbeda dengan bapak Jokowi.

Hutang bapak adalah kepada kami.

Bapak didukung oleh jutaan orang dengan sukarela dan ikhlas hanya atas dasar karena kami percaya bahwa bapak bisa membawa perubahan baru, nafas baru bagi Negara ini. Kami sudah menunaikan dukungan kami kepada bapak, kami bahkan sering dicela dan dianggap kafir oleh para pendukung Pak Prabowo. Karena itu hutang bapak kepada kami sangatlah besar.

Dan percayalah, kami akan selalu menagihkannya kepada bapak.

Kami akan menagih janji bapak untuk turun bersama kami membangun negri ini. Kami akan menagih janji bapak untuk membuka kasus pelanggaran HAM dimasa lalu, karena kami tahu bahwa ada orang-orang dibelakang bapak yang juga terlibat.

Kami akan menagih janji bapak untuk selalu jujur dan terbuka kepada kami, agar kami bisa membantu bapak dalam memberantas korupsi.

Kami akan menagih janji bapak untuk akan selalu menegakkan hukum diatas kepentingan partai atau golongan, karena sebagian besar dari kami juga khawatir dengan integritas partai PDIP.

Kami akan menagih janji bapak untuk memajukan pendidikan serta kesehatan kami.

Dan terakhir, kami akan menagih janji bapak untuk menjamin dan melindungi kebebasan berpendapat dan beribadah.

Percayalah Pak, apabila bapak berusaha dan berjuang untuk memenuhi janji-janji tersebut, maka kami senantiasa akan berjuang bersama bapak dan mendukung semua usaha bapak dalam memenuhi janji-janji tersebut.

Jangan khawatir dengan banyaknya jumlah oposisi bapak di DPR, karena suara kami lebih keras dan lebih lantang.

Salam dua jari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun