Mohon tunggu...
Kwee Minglie
Kwee Minglie Mohon Tunggu... lainnya -

Motto : Hiduplah bermanfaaat bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Berada dalam Kandang Domba Berhati Srigala

13 Maret 2015   14:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:43 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi Berada dalam Kandang Domba Berhati Srigala.

Dalam perjalanan sejarah bangsa, belum pernah ditemui seorang pejabat tinggi serupa Presiden Jokowi, di mana bukan berasal dari petinggi partai dan bukan birokrat yang terkenal sebelumnya namun didukung oleh rakyat maka duduklah di puncak kekuasaan. Suatu bukti sejarah, bahwa Jokowi bisa menjadi RI-1, sesungguhnya kekuatan rakyat menjadi utama karena track record dirinya selama menjabat wali kota Solo dan DKI-1 (2 tahun), Jokowi dianggap seorang penolong yang mampu membangun bangsa ini dengan penuh kejujuran, ketulusan hati dan ketegasan tanpa kompromi dengan penyelewengan.

Jokowi hanya dikenal seorang pejabat bersih, berhati jujur dan polos apa adanya, tidak memiliki dasar niat buruk terhadap bangsa, sepenuhnya pengabdian diberikan dengan satu tujuan, yaitu menjalankan amanat rakyat dengan berdiri di atas kekuatan hukum dan konstitusi. Niat baik itu membuat Jokowi mau diangkat menjadi calon DKI-1 kemudian RI-1 dalam waktu relatif singkat yaitu dalam kurun waktu 2 tahun lamanya setelah menjabat DKI-1.

Apakah perjalanan Jokowi selalu mulus? Yang pasti perlawanan sudah ada sejak menjadi wali kota Solo, diteruskan lebih berat lagi saat menjabat DKI-1, perlawanan bukan saja datang dari partner kerja di parlemen, juga datangnya dari mafia-mafia yang bermain dengan mengatasnamakan rakyat.

Satu kesulitan Jokowi dalam menjalankan roda pemerintahan sesungguhnya ia berada dalam kandang domba-domba yang berhati srigala. Ia dikerumuni oleh orang-orang yang belum sepenuhnya mendukung kebijaksanaanya. Termasuk yang duduk di parlemen. Kritikan-kritikan yang diberikan niatnya hanya menjatuhkan, nasehat yang diberikan ada tujuan uang di balik batu. Belum lagi tuduhan belakangan yang menyebutkan Jokowi lambat mengambil keputusan. Emangnya Jokowi itu bertransaksi beli ayam di pasar, begitu harga cocok terus dibeli.

Jokowi menghadapi persoalan bangsa yang sangat kompleks, contoh kasus BG, kasus KPK kasus kriminalisasi pejabat, kasus eksekusi mati. Jika itu semua dianggap seperti transaksi beli ayam di pasar, mudah sekali untuk diperbuat. Tentu dampak itu yang dipikirkan dan diutamakan sebisa mungkin diperkecil. Itulah tujuan sesungguhnya. Jokowi tidak butuh pujian orang, namun kebaikan orang banyak itu diutamakan.

Jokowi sangat sadar bahwa orang di sekitarnya tidak semua berbulu domba dan berhati domba, tetapi lebih banyak yang berhati srigala, nampaknya baik namun semua terselubung. Satu bukti yang penulis bisa buktikan, kehati-hatian Jokowi dalam mengambil  keputusan, semua berdampak positif dalam penilaian masyarakat dan cukup bijak, dalam Kasus BG, kasus pimpinan KPK. Walaupun akhirnya dibuat lagi isu yang melemahkan seolah-olah dia lambat. Setelah kasus diputuskan, dibuat berkembang menjadi kasus baru, makanya kasus BG dan pimpinan KPK yang dikriminalisasi tidak berkehabisan. Banyak dalih dibuat oleh penegak hukum. Menafsirkannya dengan bermacam-macam argumentasi. Banyak yang diangkat sebagai penasehat menganggap Jokowi lambat, mengkritik Jokowi ragu-ragu.  Nasehat itu baik, namun butuh ditelaah dampaknya, bukankah begitu.

Kita salut dengan ketelitian Jokowi, jika dia gegabah dan mengikuti dorongan nafsu, dan mengikuti nasehat yang niatnya buruk. Tentu negara ini akan hancur. Pengkritik memang menyenangi Jokowi memutuskan dengan cepat, namun hati nuraninya tidak sejalan dengan semua nasehat yang masuk. Perlu dikaji semuanya. Ke kiri salah, ke kanan juga salah. Sudah benar kemudian dicari kelemahannya lagi. Inilah kondisi bangsa saat ini. Penulis mengilustrasikan kondisi pancaroba yang bagi Jokowi mungkin belum tidak terbiasa dan sulit diprediksi apalagi terbawa karakter yang jujur dan polos, tentu akan menganggap pemberi nasehat juga jujur dan polos. Sangat diyakini, Jokowi sadar bahwa di antara domba-domba itu banyak yang berhati srigala. Makanya butuh banyak sumber informasi, supaya tidak salah.

Jika Jokowi itu adalah penjilat atau boneka, mudah saja baginya untuk mengikuti partai pendukungnya. Namun kondisi membuktikan tidak demikian, berapa banyak petinggi partai pendukung yang ikut menyulitkan posisi Jokowi? Kita bisa melihat dari media, apakah Jokowi ikuti semua nasehat mereka? Bayangkan semua anggota DPR setuju dan menodong Jokowi melantik BG, namun itu tidak terpenuhi. Apakah itu bukan suatu keberanian yang luar biasa? Pernahkah kita memikirkan kehebatannya di situ. Yang disorot hanya sebatas lambat. Bukankah timing lebih menentukan daripada gegabah main cepat? Mudah saja menuduh Jokowi lambat, ragu-ragu dan mendapat tekanan untuk menunda eksekusi mati, seolah-olah Jokowi itu tidak layak memimpin bangsa ini. Mereka tidak sadar atau tidak tahu ada hukum di balik itu semua yang harus ditaati. Bukankah sudah dinyatakan bahwa Jokowi bergeming dengan putusan menolak grasi. Masih tidak percayakah dengan moral seorang Jokowi? Jika hukum mengijinkan untuk PK, apakah Jokowi dipaksa melanggar? Bener aja! Itu semua nasehat yang menyesatkan, bukan membantu memberi nasehat yang tepat, tetapi semua terselubung. Kita bisa renungkan sejenak, para terpidana mati, semua kasusnya berada di kisar 10 tahun lalu, mengapa harus diungkit saat Jokowi menjabat? Perlu dipertanyakan bukan? Menjerumuskan atau mencari celah untuk menjatuhkannya!

Memang satu perubahan harus membutuhkan kesabaran, ketegasan yang berlandaskan hukum, tidak gegabah dan memiliki insting yang kuat. Apalagi seorang Jokowi dikelilingi oleh domba-domba yang berhati srigala, sulit membedakan mana yang tulus, mana  yang berniat buruk. Sangat bersyukur kita dapat seorang presiden yang penuh hikmat dan bijak ini, walaupun nampaknya masih muda, namun sangat diyakini dia seorang yang takut akan Tuhan dan beribadah dengan benar.

Banyak masalah yang cepat sudah ditangani oleh Jokowi, namun itu tidak pernah diekspose dengan baik, keputusan tentang ekonomi, membangun sarana dll. Semua itu tidak nampak karena urusan yang seharusnya tidak boleh terjadi di negeri ini dan yang memalukan itu menjadi hangat dibicarakan oleh media dan politikus dan pengamat-pengamat yang kekurangan kerjaan.

Sekiranya Jokowi tetap diberikan hikmat dan bijak dari Allah, supaya negara ini cepat dipulihkan kembali dari keterpurukan selama ini.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun