Mohon tunggu...
Muhammad Mukhlisin
Muhammad Mukhlisin Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi tips, pengalaman dan cerita kehidupan

Pengajar, Trainer, Penulis Modul, Fasilitator Pengembangan Pendidikan Toleransi dan Keragaman. Direktur Eksekutif Yayasan Cahaya Guru. Tulisan yang ada disini adalah pendapat pribadi. Mengutip harus seizin penulis. Email: m.mukhlisin@cahayaguru.or.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Detik-detik Gempa Ambon dan 5 Pelajaran Penting yang Mengubah Kesadaran Hidup Saya

3 Oktober 2019   19:01 Diperbarui: 4 Oktober 2019   04:59 5077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak gempa di ambon. sumber: antara/izaak mulyawan via kompas.com

Saat terjadi Gempa di Maluku Kamis (26/9/19) lalu, kebetulan saya sedang bertugas di Ambon. Saya bersama 5 teman dari Yayasan Cahaya Guru menjadi fasilitator kegiatan FGD dan Lokakarya bersama guru dan pemangku kepentingan pendidikan di Ambon.

Saya sama sekali tidak ada firasat akan terjadi gempa 6.8 SR dan 5.6 SR. Pagi itu adalah momen paling berpengaruh dalam hidup saya. 

Pukul 09.30 saya sudah bersiap di ruangan meeting lantai dua Hotel The City Ambon. Saya memutar beberapa lagu daerah sambil menunggu peserta yang registrasi. Saya mengambil secangkir kopi dan kembali ke meja fasilitator sambil melihat jam di komputer.

Beberapa detik saya duduk di kursi tiba-tiba kursi saya terguncang hebat. Badan saya sempat terangkat beruntung tidak sampai terguling. Seketika saya langsung pegangan meja, mencoba untuk stabil. 

"Gempa, gempa..." saya mendengar salah satu peserta berteriak.

Para peserta panik, berhamburan ke luar ruangan menuju tangga darurat. Melihat orang-orang berhamburan, saya panik. Saya segera berdiri dan mencari tempat perlindungan.

5 langkah dari kursi saya duduk, terdengar suara tembok retak dan plafon berjatuhan. Jantung saya berdegup kencang sekali. Saya ayunkan kaki sekuat tenaga untuk keluar ruangan dan menuju tangga darurat. Saya melihat puluhan orang turun tangga dengan cepat. Goncangan gempa makin menjadi. Beberapa orang berteriak. 

Saya mencoba tenang, berjalan cepat dan mengendalikan pernafasan. Saya khawatir jika saya pingsan. Dalam kondisi seperti ini, rasanya tidak mungkin untuk tenang. Tapi paling tidak saya harus bernafas dengan teratur.

Untuk bisa turun tangga dengan cepat, namun tidak saling dorong. Akhirnya, kami semua keluar gedung dengan selamat. Kami kemudian berlanjut mencari tempat di perbukitan sampai suasana kembali normal. 

Foto saya ini diambil 5 menit sebelum terjadi gempa. Di lantai 2 The City Hotel Ambon. Sumber: Dok. Pribadi
Foto saya ini diambil 5 menit sebelum terjadi gempa. Di lantai 2 The City Hotel Ambon. Sumber: Dok. Pribadi
Pengalaman gempa di Maluku ini merupakan pengalaman yang pertama bagi saya. Dan tidak akan terlupakan sampai kapanpun. Banyak sekali pelajaran yang menjadi refleksi saya. 

Berikut ini 5 pelajaran berharga dari gempa Maluku yang saya dapatkan: 

1. Jangan sombong, kita hanya butiran debu di tengah jagad raya
Selama ini manusia menganggap dirinya sebagai penguasa di bumi. Makhluk lain di muka bumi dianggap sebagai pelengkap saja, bahkan dianggap sebagai pelayan dan bahan konsumsi manusia belaka.

Hewan-hewan setiap hari kita makan. Hutan-hutan di berbagai penjuru dunia semakin menipis. Apakah seperti ini makna manusia sebagai khalifah di bumi? Sampai sekarang, belum ada penemuan sebuah planet yang bisa kita tempati, kecuali bumi.

Kita hanya satu bumi, tapi setiap hari kita terus merusaknya. Jika kita menjaga bumi dengan baik, maka bumi juga akan menjaga umat manusia dengan baik. 

2. Sebagai manusia kita harus lebih bertanggung jawab
Saat terjadi gempa Maluku itu, masyarakat semakin panik ketika seseorang berteriak air laut sudah naik. Warga semakin panik dan berbondong-bondong mengungsi ke perbukitan.

Saya sendiri melihat anak-anak, ibu, dan lansia menangis karena ketakutan. Hoax berbahaya. Tapi akan lebih berbahaya jika dalam situasi seperti ini. 

Seminggu sebelum gempa melanda Maluku, di Ambon sudah beredar berita ribuan ikan laut mati tiba-tiba. Kabar burung itu ramai di sosial media. Kabar ini memperparah kepanikan warga. Beberapa saat setelah gempa, polisi menangkap seseorang yang menjadi sumber berita bohong tersebut. 

3. Berbuat baiklah mulai dari sekarang
Saya merasa sangat beruntung bisa selamat dari Gempa Kamis lalu. Artinya saya masih diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk berbuat baik.

Kesempatan ini tentu tidak akan saya sia-siakan. Rencana-rencana untuk berbuat baik harus saya segerakan. Sebagai manusia biasa, saya tidak tahu kapan ajal menjemput. Begitu juga anda. 

Tidak ada salahnya untuk berbuat baik segera mungkin. 

4. Jangan gegabah, ikuti instruksi petugas
Gempa terjadi saat saya berada di lantai dua, dan semua orang turun menuju tangga darurat. Tangga darurat hanya bisa dilewati oleh dua orang. Sementara dalam kondisi seperti ini tentu banyak orang yang berjejalan.

Saya sempat terpikir, "jika hotel roboh, maka saya akan tertimpa puing-puing bangunan yang berlantai tujjuh ini, habislah saya", saya terpikir untuk lompat saja dari lantai dua. "Paling kaki saya patah, tapi saya bisa selamat" sungguh begitulah pikiran saya ketika sedang panik. 

Beruntung saya bisa bernafas dengan teratur dan menghilangkan pikiran gegabah itu. Saya mendengar petugas hotel yang memberikan arahan keluar dengan tenang. 

Meskipun juga saya mendengar ibu-ibu yang panik dan menangis. Tapi suara petugas hotel itu seperti memberikan petunjuk bagi saya untuk jangan loncat dari lantai dua. Saya akhirnya mengikuti suara petugas itu dan berjalan perlahan melalui anak tangga. 

5. Tetap tenang dalam segala situasi
Tenang adalah kunci. Jika saya panik dan tidak bisa mengendalikan diri, dalam situasi gempa seperti ini, tentu saya akan berlari sekuat tenaga dan mendorong siapapun di depan saya supaya saya bisa keluar gedung lebih dahulu.

Tapi, hal itu akan menyebabkan orang-orang di depan saya terjatuh, bahkan saya sendiri juga akan terjatuh lalu diinjak oleh orang-orang di belakang saya. Banyak kasus meninggal terjadi karena terinjak-injak seperti ini. 

Jadi, hal pertama yang perlu anda ingat adalah satu hal. Tenang lalu fokus. 

Semoga pengalaman ini bermanfaat buat anda. Silakan share ke sosial media anda... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun