Mohon tunggu...
Asep Komarudin
Asep Komarudin Mohon Tunggu... -

salam bahagia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

MMM vs BPJS dan Penipuan

21 Maret 2015   17:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:19 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa anda sudah tau system MMM dan BPJS?

Pertanyaan bodoh memang karena Saya yakin anda pasti sudah tahu benarkan?

Ya… pada prinsipnya system MMM dan BPJS ada persamaan yaitu ketika yang punya penghasilan membantu dan yang tidak punya dapat meminta bantuan, dalam istilah MMM di sebut PH provide help atau (memberi bantuan) dan GH get Help (meminta bantuan)

Tapi… tentu saja MMM dan BPJS tidak sama terutama pada penyaluran dana yang anda berikan ke MMM atau BPJS

MMM sama sekali tidak menerima atau menampungdana dari para peserta dengan kata lain dari peserta ke peserta, sedangkan BPJS menampung dana peserta dalam hal ini pemerintah, bukan hanya itu peserta MMM boleh meminta bantuan tanpa harus sakit dan masuk rumah sakit dulu, jika peserta sudah memberi bantuan maka boleh meminta bantuan di bulan berikutnya, berbeda dengan BPJS… peserta hanya bisa meminta bantuan jika peserta sakit dan masuk rumah sakit dan kadang ada rumah sakit yang rada ribet untuk mengurusnya

Lalu bagaimana dengan tanggapan bahwa MMM itu penipuan? Sangat wajar jika ada yang mengatakan hal itu karena saya yakin yang mengatakan itu belum bergabung dan hanya mendengar isu saja dan belum tahu apa itu MMM

Jadi untuk anda yang belum bergabung, apakah anda ingin mendengar dari orang yang belum bergabung atau kepada yang sudah bergabung dan paham apa itu MMM?

Tapi, jangan! Jangan buru-buru ikut MMM, karena memang bisa jadi itu penipuan.

Namun, cobalah untuk terbuka terhadap peluang yang dihadirkan Tuhan untuk anda, terbuka untuk mencari tau dari sumber yang jelas bukan dari desas-desus, karena siapa tau anda telah melewatkan peluang besar saat anda lebih mempercayai desas-desus dibanding membuka diri untuk belajar.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun