Drama dan teater sering dianggap sama, padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas, meskipun saling berhubungan erat. Memahami perbedaan ini, penting agar kita tidak keliru, dalam menggunakan istilah tersebut, terutama saat membicarakan seni pertunjukan.
Secara sederhana, drama berasal dari kata Yunani draomai yang berarti "bertindak" atau "berbuat." Dalam dunia seni, drama dipahami sebagai karya sastra yang berisi cerita, tokoh, konflik, serta dialog yang disusun untuk dipentaskan. Jadi, drama sebenarnya adalah naskah atau teks, yang menjadi dasar dari sebuah pertunjukan. Drama bisa saja hanya berupa tulisan yang dibaca, atau dipelajari tanpa harus ditampilkan di atas panggung.
Berbeda dengan itu, kata teater berasal dari bahasa Yunani theatron, yang berarti "tempat untuk menonton." Pada awalnya, istilah ini memang merujuk pada bangunan, atau ruang pertunjukan. Namun, dalam perkembangannya, teater dipahami sebagai proses pementasan drama di atas panggung. Di dalam teater, banyak unsur yang terlibat, mulai dari aktor, sutradara, tata panggung, tata cahaya, musik, kostum, hingga kehadiran penonton yang memberi nyawa pada pertunjukan.
Perbedaan utamanya ada pada fokus. Drama menitikberatkan pada isi cerita atau teks, sedangkan teater menekankan bagaimana cerita itu diwujudkan dalam bentuk pertunjukan. Drama bisa ada tanpa teater, misalnya hanya dibaca sebagai naskah. Sebaliknya, teater hampir selalu bersumber dari drama, sebab pertunjukan memerlukan cerita yang menjadi fondasi.
Kesimpulannya, drama dan teater adalah dua hal yang berbeda tetapi saling melengkapi. Drama menyediakan isi, sementara teater menghadirkannya secara nyata di hadapan penonton. Tanpa drama, teater kehilangan cerita; tanpa teater, drama hanya menjadi teks.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI