Latar Belakang
Masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia masih menjadi isu besar yang memerlukan penanganan lebih serius. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting pada balita di Indonesia mencapai angka yang cukup tinggi, dengan hampir satu dari tiga balita mengalami stunting. Dampak dari stunting ini tidak hanya berdampak pada kondisi fisik anak, tetapi juga dapat menghambat perkembangan otak yang berujung pada rendahnya kualitas SDM di masa depan.
Desa Kertonegoro, dengan jumlah penduduk yang didominasi oleh keluarga petani dan pekerja informal, menghadapi masalah gizi yang cukup signifikan. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pola makan sehat dan kurangnya akses terhadap makanan bergizi menjadi faktor utama penyebab tingginya angka stunting di daerah ini.
Salah satu bentuk upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama pada kelompok rentan seperti balita. Desa Kertonegoro, yang terletak di wilayah Kabupaten Jember, menjadi salah satu tempat pelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang difokuskan pada peningkatan kualitas gizi, khususnya di Posyandu Apel 98.
Tujuan Program
Salah satu tujuan Program KKN Tematik ini untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat di Desa Kertonegoro melalui penerapan pelayanan Posyandu yang lebih optimal serta penyediaan makanan sehat dan bergizi bagi balita yang ada di wilayah Posyandu Apel 98. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting dengan memberikan edukasi tentang pentingnya pola makan yang sehat, serta memberikan intervensi gizi langsung dengan distribusi makanan bergizi yang dapat membantu tumbuh kembang balita.
Pelaksanaan Program
1. Penerapan Pelayanan Posyandu
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu fasilitas yang sudah ada di hampir seluruh desa di Indonesia, yang berfungsi sebagai sarana untuk memantau kesehatan ibu dan anak, termasuk pemeriksaan gizi balita. Namun, dalam banyak kasus, pelayanan yang diberikan di Posyandu sering kali belum optimal, terutama dalam hal sosialisasi gizi dan distribusi makanan sehat.Â
Mahasiswa KKN Tematik Desa Kertonegoro bersama dengan kader Posyandu dan tenaga medis setempat melakukan kegiatan sosialisasi terkait Pencegahan Stunting pada (Jumat,15/11/2024) kepada para ibu yang membawa anak balitanya untuk memeriksakan kesehatan. Sosialisasi ini mencakup dampak dari stunting serta pencegahannya. pentingnya pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi, serta pemantauan perkembangan gizi balita secara berkala.
Selain itu, mahasiswa KKN juga mendampingi kader Posyandu dalam pengumpulan data kesehatan dan status gizi balita, serta membantu dalam penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan balita untuk memantau kemungkinan adanya stunting. (Sabtu,12/10/2024)
2. Program Makanan Tambahan (PMT)
Untuk menurunkan prevalensi stunting, salah satu langkah yang sangat penting adalah PMT berupa makanan sehat dan bergizi. Mahasiswa KKN Desa Kertonegoro bekerja sama dengan ibu-ibu kader posyandu untuk menyediakan makanan sehat berupa puding buah yang selanjutnya diberikan kepada balita pada (Sabtu, 12/10/2024)
3. Edukasi kepada Orang Tua dan Masyarakat
Salah satu fokus utama dari program ini adalah memberikan edukasi kepada orang tua, khususnya ibu-ibu yang memiliki anak balita, mengenai pentingnya pemberian makanan bergizi untuk mendukung tumbuh kembang anak. Melalui Sosialisasi yang dilakukan di Posyandu, mahasiswa KKN mengajak orang tua untuk memilih dan menyajikan makanan sehat, serta pentingnya pemberian makan yang tepat pada waktu yang tepat.
Selain itu, program ini juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap masalah stunting dan mengurangi stigma yang ada.
Kesimpulan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI