Mohon tunggu...
KKN MITDR
KKN MITDR Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN WALISONGO SEMARANG

KKN MIT DR 14 KELOMPOK 35 DESA KALISIDI KECAMATAN UNGARAN BARAT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama sebagai Kunci Keutuhan Indonesia yang Multikultural

20 Agustus 2022   22:07 Diperbarui: 20 Agustus 2022   22:08 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Erina Milata El-Hasna

Moderasi beragama adalah salah satu cara terbaik untuk lebih bisa menyikapi perbedaan dalam kesatuan. seperti halnya di Indonesia, yang masyarakatnya multikultural, sikap toleransi harus ditekankan demi persatuan dan integritas kedaulatan Indonesia. Sebagai warga bangsa yang beragama,  sepatutnya harus menghindari sesuatu yang bisa membuyarkan ketenrtaman dan kedamaian.  

Moderasi beragama sendiri mampu menjadikan pribadi lebih bijak ditengah kehidupan yang mutlikultural hal ini disebabkan bahwa, di dalam Moderasi Beragama ada suatu nilai yang berasal dari kata "Moderation" yang artinya moderat dan tidak berlebihan .

Moderasi beragama Tengah menjadi salah satu program prioritas pemerintah Indonesia, Kementerian Agama telah menerbitkan buku moderasi beragama, namun di masyarakat muncul salah paham tentang konsep moderasi beragama. 

Tdak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa seseorang yang bersikap moderat berarti tidak Teguh pendiriannya dan tidak sungguh-sungguh dalam mengamalkan ajaran agamanya. Banyak juga yang menganggap Konsep ini berarti memoderasi agama. 

Padahal sebenarmya tidak, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia moderasi berasal dari bahasa latin moderat Joe yang berarti pengurangan kekerasan atau penghindaran ke eksperimen. Moderasi beragama dapat didefinisikan sebagai cara pandang sikap dan cukur agama yang memiliki prinsip adil dan berimbang guna membangun kemaslahatan umum. 

Dengan moderasi beragama seseorang tidak berlebih-lebihan saat menjalani ajaran agamanya dan tidak ekstrim baik ekstrim dalam meyakini secara mutlak kebenaran satu tafsir teks Agama Dan menganggap sesat penafsir lainnya maupun ekstrim dalam mendewakan akal hingga mengabaikan kesucian agama atau orang yang mempraktekannya disebut dengan moderat.

Moderasi juga dikenal dalam tradisi berbagai agama. Dalam tradisi Islam dikenal sebagai konsep "wasathiyah",  dalam tradisi Kristen dikenal sebagai konsep "goldenmine", dalam tradisi agama Buddha sebagai "majima patipada", dalam tradisi agama Hindu sebagai "madhyamika", dan dalam Konghucu sebagai konsep "Jongjong". Semua istilah dalam setiap agama itu mengacu pada satu titik makna yang sama yaitu, Bahwa memilih Jalan Tengah dia kedua kutub ekstrim dan tidak berlebih-lebihan merupakan sikap beragama yang paling ideal.

Lalu Samakah moderasi beragama dengan moderasi agama? Jawabannya tentu TIDAK SAMA, agama tidak perlu dimoderasi karena agama itu sendiri telah sempurna mengajarkan keadilan serta keseimbangan. Jadi bukan agama yang harus dimoderasi melainkan cara penganut agama dalam menjalankan agamanya itulah yang harus dimoderasi. Tidak ada agama yang mengajarkan ekstremitas tapi tidak sedikit orang yang menjalankan ajaran agama berubah menjadi ekstrim. 

Source of Youtube Puslitbang Kemenag Channel 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun