Pengembangan usaha kecil sebagai basis ekonomi kerakyatan merupakan salah satu langkah strategi yang perlu ditindaklanjuti dengan langkah nyata (Afridal, 2017). Perkembangan usaha roti merupakan bisnis yang cukup menjajikan karena produk-produk tersebut bisa digunakan sebagai snack rapat, oleh-oleh, bahkan saat ini sudah digunakan sebagai buah tangan dari tamu yang hajatan dan acara-acara besar lainnya. Produk-produk roti dan kue saat ini semakin berkembang dan beraneka macam bentuk serta isian, dari teknik olah di kukus, dioven bahkan digoreng serta berbagai macam produk sehingga konsumen tidak jenuh dengan produk-produk kue.Bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang tidak akan pernah lekang oleh waktu. Berbagai inovasi dan kreatifikats di dunia kuliner membuat perkembangan bisnis di dunia kuliner. Perkembangan usaha kue dan roti merupakan bisnis yang sangat menjanjikan terutama pada moment-monent besar keagamaan membeikan omset besar bagi pengusaha. Bidang kuliner yang bisa dikembangkan yaitu produk kue dan roti. Materi pelatihan diharapkan dapat memberikan bekal dan motivasi dalam mengembangkan suatu usaha yang nantinya dapat menambah pendapatan untuk kesejahteraan keluarga. Untuk itu, tim KKN UIN Walisongo Semarang mencoba memberikan alternatif keterampilan untuk mengatasi permasalahan di atas dengan memberikan pelatihan pembuatan olahan makanan kue basah dengan judul "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pembuatan Kue Brownis Di Desa Wringin Jajar, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak".Bagaimana pemanfaatan pelatihan pembuatan brownies dalam ekraf tersebut?
Dalam pelatihan pembuatan brownies yang dilakukan pada tanggal 9 Juli 2023 di pendopo balai desa Wringin Jajar, yang bertindak sebagai pemateri sekaligus pemandu yaitu salah satu anggota KKN MIT Posko 125 yang juga termasuk wirausaha dibidang kue (Laut Merah Kue Roti) dan dikuti oleh ibu-ibu PKK Desa Wringin Jajar. Pemateri mengawali pelatihan dengan menyampaikan prosedur pembuatan Kue Brownies sebagai berikut :
Terlebih dahulu siapkan bahan-bahannya diantara lain: Tepung 1,5 kg, gula 1,5 kg, telur 2 kg, pasta susu 4 sdm, garam 1 sdt, sp 2 sdm, vanili setengah sdt, baking soda setengah sdt, coklat bubuk 3 sdm, coklat batang 1 kg, minyak 800 ml.
Peralatan yang dibutuhkan. Mixer, untuk mengaduk adonan agar lebih merata. Baskom ukuran besar sebagai tempat menampung adonan yang sudah diaduk dengan menggunakan mixer. Solet, untuk membersihkan adonan yang menempel di mixer atau di baskom yang kemudian akan dituangkan ke dalam loyang. Sendok untuk mengaduk adonan yang tengah dicampur dengan bahan bahan lainnya. Loyang ukuran 5 x 12 cm, sebagai tempat adonan yang siap untuk di kukus. Dandang kukus untuk mengukus adonan yang ada di dalam loyang dan kompor untuk memasak. Opp atau Cup untuk membagi kue. Alat ini dapat digunakan atau tidak, sesuai dengan kondisi dan selera masing- masing.
Dengan adanya pemanfaatan Kue Brownies,warga sangat antusias untuk dapat terbimbing belajar membuat kue brownies karna dapat membantu perekonomian keluarga. Dampak dari pelatihan kue brownies yang telah dilaksanakan adalah memberikan inovasi baru hasil bumi yang ada di Desa Wringin Jajar dan juga ada pemasukan tambahan bagi masyarakat. Selain itu juga melatih masyarakat agar lebih kreatif dalam memanfaatkan hasil bumi yang ada, menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga yang belum memiliki pekerjaan tetap dan pekerjaan sampingan yang sudah memiliki pekerjaan tetap.
