Boyolali (8/2/2023) -- Meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di berbagai daerah menjadi salah satu hal yang harus diwaspadai oleh masyarakat. DBD disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypty yang setiap tahunnya memakan korban nyawa. Salah satu cara mencegah penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk adalah dengan menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat anti nyamuk dan menjaga kebersihan lingkungan.Â
Penggunaan obat kimia sintesis merupakan cara umum untuk memberantas vektor penyakit (nyamuk) tersebut. Namun, penggunaan bahan kimia sintesis sangat tidak ramah lingkungan. Umumnya, mengandung insektisida dengan kandungan senyawa kimia tertentu. Penggunaan insektisida tersebut juga menyebabkan bau menyengat dan gangguan pernafasan serta alergi pada kulit sehingga mempengaruhi kesehatan.
Hal tersebut melatarbelakangi mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro melakukan program pendampingan warga dusun Nglencong, desa Kemusu untuk memanfaatkan tanaman serai menjadi suatu produk yang menguntungkan, salah satunya semprotan anti nyamuk. Tanaman serai merupakan salah satu tanaman yang sering dijumpai oleh masyarakat. Tanaman serai adalah jenis rumput-rumputan yang terkenal sebagai rempah-rempah dalam masakan, juga sering dimanfaatkan menjadi teh herbal oleh masyarakat. Namun, serai juga memiliki potensi pemanfaatan lain, yaitu sebagai penolak serangga.
Langkah pembuatannya sangat sederhana. Pembuatan semprotan anti nyamuk dari serai dilakukan dengan teknik perebusan. Serai dijemur terlebih dahulu hingga kering agar kandungan air dalam serai berkurang. Kemudian, serai dipotong kecil-kecil pada bagian batangnya untuk mempermudah perebusan serta memaksimalkan minyak serai. Serai kemudian direbus dengan perbandingan serai dan air 1:3 selama kurang lebih 30 menit atau hingga air tersisa 1/3 dari semula. Air hasil rebusan kemudian disaring dari sisa padatan serai. Lalu dicampurkan dengan ethanol 70% dengan perbandingan 3:1. Ethanol digunakan sebagai media untuk melarutkan air rebusan serai, sehingga dapat digunakan sebagai semprotan saat dikemas dalam botol.
Dalam pelaksanaan kegiatan, telah dilaksanakan demonstrasi pembuatan secara langsung kepada warga sekitar. Antusiasme warga terhadap program ini cukup tinggi. Semprotan yang terbuat berjumlah 20 botol yang kemudian dibagikan ke beberapa warga yang datang. Harapannya program ini dapat menambah keterampilan dari warga terutama ibu-ibu rumah tangga dan tentu saja dapat dimanfaatkan menjadi peluang usaha.
Penulis :Achmad Maulana Arsyad Inamullah
Dosen Pembimbing KKN :
Bagus Rahmanda, S.H., M.H.
Dani Mohammad Ramadhan, S.Ant., M.Ant.
Azaria Eda Pradana, S.A.P., M.A.P
Lokasi : Desa Kemusu, Kec. Kemusu, Kab. Boyolali