Pengajian ini menghadirkan Lora Arif yang berasal dari Desa Bungatan, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo sebagai penceramah yang memberikan tausiyah menyejukkan hati, mengingatkan pentingnya menjaga iman dan mempererat tali silaturahmi antar warga. Tidak hanya warga lokal, pengajian kali ini juga semakin semarak dengan kehadiran teman-teman mahasiswa KKNK 11 yang turut meramaikan majelis, yang berasal dari Universitas Jember dan Universitas Dr. Soebandi.
Menariknya dari pengajian ini, seluruh jamaah bersama-sama membaca Shalawat Nariyah secara berjamaah dengan penuh kekhusyukan. Keunikan lain yang menjadi ciri khas majelis ini adalah penggunaan biji koro oleh jamaah sebagai alat bantu hitung bacaan shalawat. Tak tanggung-tanggung, jumlah biji yang digunakan mencapai 4000 butir, sesuai dengan jumlah bacaan yang ditargetkan dalam satu rangkaian pengajian.
Salah satu mahasiswa KKN yang penasaran sempat bertanya kepada warga, "Maaf Bu, kenapa membaca shalawatnya pakai biji-bijian, ya?"
Dengan senyum ramah, salah seorang ibu warga menjawab, "Oh, ini namanya biji koro, dek. Biasanya biji koro ini digunakan untuk menghitung seberapa banyak membaca Shalawat Nariyah. Biar ga kalero gitu loh, dek ngitungnya dan biasanya ini e beca sampe jumlah yang diinginkan, sekitar 4000 kali."
Melalui kegiatan ini, tak hanya dapat memperdalam nilai-nilai keislaman, tetapi juga mempererat hubungan sosial antarwarga dan mahasiswa KKNK 11. Kami harap, pengajian seperti ini terus hidup dan menjadi cahaya penerang bagi masyarakat Desa Agel.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI