Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Kolaboratif (KKN-K) dari beberapa perguruan tinggi di Lumajang mengadakan diskusi strategis bersama Dinas Pertanian Kec. Yosowilangun yang berada di Desa Kalipepe, pada Senin (21/7). Kegiatan ini bertujuan untuk membahas terkait pengendalian hama tikus yang menjadi permasalahan pertanian lokal serta merumuskan solusi melalui kolaborasi antara mahasiswa dan instansi pemerintah. Dinas Pertanian menyampaikan program strategis yang menjadi fokus utama, yakni pembangunan Rumah Burung Hantu (RUBUHA) sebagai solusi alami dan ramah lingkungan untuk menekan populasi hama tikus di lahan pertanian.
Bu Arik selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari perwakilan Dinas Pertanian Kecamatan Yosowilangun menyambut baik kedatangan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Kolaboratif (KKN-K). Ia menyampaikan beberapa opsi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hama tikus yang masih menjadi kendala utama petani. Solusi tersebut mencakup penggunaan metode anorganik, organik, serta pendekatan ekologi melalui upaya pemulihan ekosistem, salah satunya dengan pembangunan Rumah Burung Hantu (RUBUHA) sebagai predator alami. Selain itu, Bu Arik juga mengungkapkan tantangan dalam pelaksanaan program RUBUHA, yaitu minimnya minat petani serta kurangnya koordinasi antar kelompok tani. Di Desa Kalipepe, sebagian besar petani belum menunjukkan ketertarikan dan belum melakukan diskusi kolektif, sehingga pelaksanaan program masih belum berjalan secara optimal.
Sebagai tindak lanjut dari diskusi bersama Dinas Pertanian, pada Jumat (25/7), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Kolaboratif (KKN-K) mengadakan pertemuan dengan lima kelompok tani di Desa Kalipepe, yaitu Dewi Sri, Adil Makmur, Mawar, Gadung, dan Lestari. Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil koordinasi dengan pihak dinas serta menggali informasi terkait kondisi lahan dan upaya pengendalian hama tikus yang telah dilakukan. Para petani menyambut baik rencana pembangunan Rumah Burung Hantu (RUBUHA) sebagai solusi pengendalian hama yang berkelanjutan. Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa juga memaparkan tahapan program yang mencakup survei lokasi, pembangunan, hingga pemasangan rumah burung hantu di titik-titik strategis.
Sebagai bentuk implementasi program, mahasiswa KKN-K merencanakan pembangunan dan pemasangan Rumah Burung Hantu (RUBUHA) di setiap area lahan milik kelompok tani yang terlibat. Dengan demikian, total lima rumah burung hantu akan didirikan secara bertahap di wilayah yang dinilai paling rawan terhadap serangan hama tikus. Penempatan ini dilakukan berdasarkan hasil survei lokasi dan pertimbangan teknis bersama petani. Melalui pendekatan ini, diharapkan pengendalian hama dapat lebih merata dan efektif, serta menjadi solusi jangka panjang yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Melalui program Rumah Burung Hantu (RUBUHA), mahasiswa KKN-K bersama masyarakat dan pemerintah berharap dapat menciptakan solusi pengendalian hama yang efektif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Program ini tidak hanya bertujuan untuk menekan populasi hama tikus yang merusak lahan pertanian, tetapi juga mendorong petani agar lebih sadar akan pentingnya pengendalian hayati dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia. Manfaat yang diharapkan antara lain adalah meningkatnya hasil panen, berkurangnya beban biaya operasional, serta terjaganya keseimbangan ekosistem pertanian. Ke depannya, RUBUHA diharapkan dapat menjadi model kolaboratif yang dapat direplikasi di wilayah lain serta memperkuat partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keberlangsungan sektor pertanian di Desa Kalipepe.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI