Magelang, 25 Juli 2025---- Pertanian tidak hanya soal menanam dan memanen. Ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan sebuah usaha tani, salah satunya kondisi pH tanah. Sayangnya, banyak petani yang masih belum menyadari pentingnya pengukuran pH tanah dan cara menjaga kesuburan lahan secara alami.
Berangkat dari persoalan ini, Kelompok 59 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tidar mengadakan kegiatan sosialisasi bertema "Pengukuran pH Tanah dan Pembuatan Biosaka" di Dusun Gintung, Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih dua jam dan diikuti oleh anggota kelompok tani, tokoh masyarakat, hingga warga umum yang tertarik dengan dunia pertanian.
Mengapa pH Tanah Itu Penting?
Bagi petani, pH tanah ibarat "kesehatan" lahan. Jika pH tidak sesuai, unsur hara dalam tanah sulit diserap oleh tanaman meskipun pupuk sudah diberikan. Idealnya, pH tanah untuk sebagian besar tanaman berada pada kisaran 5,5--7,0.
Di kegiatan ini, mahasiswa KKN tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga memandu praktik cara mengukur pH tanah menggunakan alat sederhana. Dengan begitu, petani tidak lagi bergantung pada perkiraan, melainkan bisa menentukan perlakuan yang tepat untuk lahannya.
Â
Biosaka: Ramah Lingkungan dan Hemat Biaya
Selain pH tanah, materi lain yang diperkenalkan adalah Biosaka, inovasi ramah lingkungan berupa cairan ekstrak tumbuhan yang dapat membantu menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan daya tahan tanaman. Menariknya, bahan-bahan untuk membuat Biosaka bisa ditemukan di sekitar lingkungan, sehingga petani dapat membuatnya sendiri tanpa biaya besar.
"Dengan Biosaka, kita bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia berlebihan yang seringkali merusak tanah dalam jangka panjang," jelas salah satu mahasiswa Agroteknologi yang menjadi narasumber kegiatan ini.
Â
Antusiasme Warga: Ilmu yang Bermanfaat
Kegiatan ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat Dusun Gintung. Kepala Dusun, Bapak Yamto, bahkan memberikan apresiasi khusus kepada tim KKN.
"Harapannya, semoga ilmu dari kegiatan ini tidak hanya berhenti di peserta sosialisasi, tapi ditularkan ke banyak orang sehingga masyarakat yang lain dapat ikut merasakan ilmu yang diberikan," ujarnya.