Mohon tunggu...
KKN UISI DESA PENGULU 2025
KKN UISI DESA PENGULU 2025 Mohon Tunggu... Universitas Internasional Semen Indonesia

Akun resmi Kelompok 3 KKN Desa Pengulu UISI Tahun 2025. Kami adalah mahasiswa yang menjalankan program Tema KKN Reguler UISI Periode Genap 2024/2025, yaitu "Wujudkan Pangan Berdaulat dan Berkelanjutan untuk Desa Berdaya". Melalui akun ini, kami membagikan cerita, dokumentasi, dan inspirasi dari berbagai program kerja yang kami laksanakan selama masa KKN. Mari bersama mengangkat potensi lokal untuk Indonesia yang lebih baik!

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Menanam SDGs di Desa Pengulu: Mahasiswa UISI Dorong Gizi Lokal, UMKM, dan Literasi Lingkungan

26 Juli 2025   21:38 Diperbarui: 26 Juli 2025   21:43 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gresik -- Mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) kembali menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Pengulu, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, dengan misi mulia: mendorong kesadaran masyarakat desa akan pentingnya pembangunan berkelanjutan melalui penerapan nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs).

Selama 20 hari, para mahasiswa menjadi fasilitator dan penggerak dalam program yang menyasar tiga isu utama: ketahanan pangan lokal, penguatan UMKM, dan literasi lingkungan. Program ini berangkat dari realitas di lapangan: rendahnya pemahaman masyarakat terhadap gizi seimbang dan pangan lokal, terbatasnya kemampuan pelaku UMKM dalam memasarkan produk, serta minimnya edukasi lingkungan.

Kegiatan dimulai dengan survei dan observasi lapangan, dilanjutkan diskusi kelompok bersama perangkat desa, ibu PKK, pelaku usaha, guru SD, hingga kader kesehatan. Hasilnya menjadi dasar program-program aplikatif yang dijalankan mahasiswa bersama warga.

Salah satu program unggulan adalah pelatihan pengolahan dimsum dari ikan bandeng, yang dirancang untuk mengenalkan variasi menu sehat berbasis bahan pangan lokal sekaligus meningkatkan kapasitas ibu-ibu PKK dalam mengolah komoditas desa menjadi produk bernilai ekonomi. Melalui pelatihan ini, masyarakat diajak memanfaatkan potensi hasil perikanan yang sebelumnya diolah secara tradisional menjadi produk olahan yang lebih inovatif dan diminati pasar, sehingga membuka peluang usaha baru di tingkat rumah tangga.

Dalam bidang kesehatan, mahasiswa UISI menyasar isu stunting dengan edukasi gizi kepada orang tua dan anak-anak sekolah. Penyuluhan dikemas secara interaktif, lengkap dengan brosur, permainan edukatif, dan praktik pembuatan puding telur. Pendekatan ini dinilai mampu menarik perhatian masyarakat lintas usia, sekaligus menyampaikan pesan penting soal gizi dengan cara menyenangkan.

Untuk pemberdayaan ekonomi, para pelaku UMKM lokal difasilitasi pelatihan branding produk, desain kemasan, hingga promosi digital melalui media sosial. Produk-produk lokal seperti kerupuk bonggolan dan dimsum bandeng mendapat sentuhan baru dan dipromosikan dalam bazar desa.

Tak kalah menarik adlah edukasi nilai SDGs kepada siswa SD Mamba'ul Hisan dengan pendekatan game-based learning. Permainan ular tangga bertema SDGs jadi media efektif untuk mengenalkan isu-isu global, seperti perubahan iklim dan konsumsi bertanggung jawab, secara menyenangkan dan aplikatif.

"Program ini mengubah cara kami melihat pembangunan desa. Ternyata menjaga lingkungan, makan sehat, dan mendukung usaha lokal itu bagian dari SDGs," tutur salah satu guru SD setempat. Keterlibatan masyarakat sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan terbukti meningkatkan partisipasi dan rasa memiliki. Ini menjadi bukti bahwa pengabdian berbasis potensi lokal dan partisipasi aktif masyarakat mampu mendorong transformasi sosial yang berkelanjutan.

Melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif, KKN UISI di Desa Pengulu tidak hanya menanamkan nilai SDGs, tetapi juga menumbuhkan kesadaran, keterampilan, dan harapan baru bagi masyarakat desa. Harapannya, program serupa dapat direplikasi di desa-desa lain dengan menyesuaikan konteks lokal demi tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan partisipatif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun