Mohon tunggu...
kkn kelompok 11 uisi
kkn kelompok 11 uisi Mohon Tunggu... Mahasiswa

KKN UISI 2025 KELOMPOK 11 Desa Ngawen Sidayu Gresik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KKN KELOMPOK 11 UISI di Desa Ngawen, Sidayu, Gresik : Satu Desa Seribu Inovasi, dari Limbah yang Bernilai hingga UMKM yang Unggul.

31 Juli 2025   13:30 Diperbarui: 31 Juli 2025   13:30 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pencucian  dan Pengeringan Limbah Kerang Hijau (Sumber: PDD Kelompok 11)

Gresik, 30 Juli 2025 — Mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) dari Kelompok 11 sukses menorehkan kontribusi nyata dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun ini di Desa Ngawen, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Selama 18 hari, terhitung sejak 12 hingga 29 Juli 2025, para mahasiswa mengusung program pengabdian masyarakat berbasis kolaborasi lintas sektor: lingkungan, ekonomi, dan sosial pendidikan.

Kelompok ini menggagas empat program utama, yaitu: pengolahan limbah cangkang kerang hijau menjadi pupuk organik pertanian, pelatihan tata kelola keuangan usaha dan legalitas usaha bagi pelaku UMKM, sosialisasi budidaya tanaman hidroponik menggunakan teknik Deep Flow Technique (DFT), serta kegiatan edukasi berupa pendampingan Matematika dasar dan penguatan karakter anti-bullying bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kanjeng Sepuh 1.

Dokumentasi Pencucian  dan Pengeringan Limbah Kerang Hijau (Sumber: PDD Kelompok 11)
Dokumentasi Pencucian  dan Pengeringan Limbah Kerang Hijau (Sumber: PDD Kelompok 11)

img-0424-1-688aef3934777c10957614e2.jpg
img-0424-1-688aef3934777c10957614e2.jpg
               

Transformasi Limbah Kerang Menjadi Pupuk Ramah Lingkungan

Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi warga Desa Ngawen adalah limbah cangkang kerang hijau yang menumpuk dan tidak dimanfaatkan. Desa yang dikenal sebagai kampung nelayan ini menghasilkan lebih dari satu ton limbah cangkang kerang per hari. Limbah ini berpotensi menjadi ancaman lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Melalui program bertajuk “KORA” (Komunitas Ramah Alam), mahasiswa UISI memperkenalkan teknologi sederhana untuk mengolah limbah tersebut menjadi pupuk kapur pertanian berbasis kalsium karbonat (CaCO₃), yang terbukti efektif menstabilkan pH tanah dari kondisi asam ke netral (pH 6,8–7,2).

Proses produksi dimulai dari pencucian cangkang menggunakan air bersih, pengeringan di bawah sinar matahari, penggilingan dengan mesin, hingga penyaringan menjadi bubuk halus dan kasar. Produk pupuk ini kemudian dikemas dalam berbagai ukuran (400 gram, 2 kg, dan 5 kg) dan dipasarkan kepada petani lokal. Hasil uji menunjukkan bahwa pupuk ini tidak hanya memperbaiki struktur tanah, tetapi juga meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang penting untuk pertumbuhan tanaman.

“Lewat program ini, kami ingin mengubah cara pandang masyarakat terhadap limbah, dari yang semula dibuang menjadi sumber nilai ekonomi dan pertanian,” jelas Monica Dwi Agustin, salah satu anggota KKN UISI 2025.

Dokumentasi Workshop Digitalisasi dan Legalitas UMKM (Sumber: PDD Kelompok 11)
Dokumentasi Workshop Digitalisasi dan Legalitas UMKM (Sumber: PDD Kelompok 11)

Dokumentasi Workshop Digitalisasi dan Legalitas UMKM (Sumber: PDD Kelompok 11)
Dokumentasi Workshop Digitalisasi dan Legalitas UMKM (Sumber: PDD Kelompok 11)
                                                   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun