Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF DESA SUKOREJO
KKN KOLABORATIF DESA SUKOREJO Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

KKN Kolaboratif Desa Sukorejo Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah Jember, Universitas Islam Jember, Universitas Dr. Soebandi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif 143: Mengulik Potensi Desa Sukorejo Lewat KKN Kolaboratif

29 Juli 2022   21:43 Diperbarui: 29 Juli 2022   21:45 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Sukorejo merupakan salah satu desa dari wilayah Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember. Desa Sukorejo ini memiliki luas wilayah 3092,34 km2 dengan batas bagian barat yaitu Desa Karangsono, Kecamatan Bangsalsari,  batas bagian timur yaitu Desa Curahlele, Kecamatan Balung,  batas bagian selatan yaitu Desa Karang Semanding, Kecamatan Balung dan bagian utara yaitu Desa Bangsalsari, dan Desa Langkap, Kecamatan Bngsalsari. 

Pada Desa Sukorejo sendiri memiliki jumlah 3 dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Karang Semanding, dan Dusun Tegal Gebang dengan total jumlah RT 43 dan RW 21. Mayoritas masyarakat penduduk Desa Sukorejo bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang.

 

Dokpri
Dokpri

Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari memiliki potensi hasil bumi berupa lahan pertanian sekitar 700 hektar dengan komoditas pertanian berupa tanaman pangan padi dan jagung. Tanaman padi merupakan komoditas unggulan yang diandalkan masyarakat tani Desa Sukorejo. 

Pada tanaman jagung, masyarakat tani Desa Sukorejo biasanya menanam saat musim kemarau. Desa Sukorejo memiliki potensi UMKM unggulan yaitu produksi tusuk sate, kerupuk, dan aksesoris manik-manik.

Produksi UMKM aksesoris manik-manik di Desa Sukorejo banyak dijumpai di Dusun Krajan. Selain diproduksi dalam bentuk aksesoris, UMKM manik-manik juga memiliki produk unggulan yakni tasbih. Produksi manik-manik terbuat dari bahan-bahan alami seperti buah kokka, batok kelapa, kayu kalimasodo, koral, dan juga limbah kayu kopi. 

Dengan memanfaatkan media online seperti marketplace dan sosial media untuk memasarkan produknya, UMKM manik-manik berhasil mengekspor hasil produksinya hingga ke berbagai kota wisata besar seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Bali.

Tak hanya itu, Desa Sukorejo juga memiliki potensi UMKM tusuk sate dan kerupuk yang banyak dijumpai di Dusun Karangsemanding dan Tegalgebang serta UMKM tersebut sudah menjadi mata pencaharian sebagaian masyarakatnya. Tusuk sate dibuat dari bambu lampar, selain ringan, bambu lampar mempunyai serat yang kuat dan tidak mudah patah. 

Proses pembuatan tusuk sate tidak hanya dilakukan secara manual namun juga ada yang menggunakan mesin dan memakan waktu hingga kurang lebih 2 bulan. Mereka lebih banyak memasarkan produknya hanya di Jember saja, tetapi tidak jarang juga mereka menjual produknya hingga ke luar Jember. 

UMKM kerupuk juga sudah berhasil mengekspor produknya hingga ke berbagai kota besar. Proses pembuatannya masih dilakukan secara manual namun setiap harinya mereka berhasil memproduksi kerupuk hingga 1 kuintal. Kedepan, harapannya pemasaran tusuk sate dan kerupuk tidak hanya melalui pelanggan lama, namun melalui media sosial dengan sistem online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun