Selorejo, 12 Juli 2025 --- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya melaksanakan serangkaian program kerja inovatif yang berfokus pada pertanian berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, dan pemanfaatan limbah jeruk di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk nyata kontribusi mahasiswa terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs), khususnya pada sektor pertanian, lingkungan, kesehatan, dan ekonomi kreatif desa.
Kegiatan diawali dengan pengaplikasian bio eco-enzim pada lahan pertanian jeruk milik warga. Eco-enzim merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah, gula, dan air, yang berfungsi sebagai pupuk organik dan pestisida alami. Penerapannya bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi penggunaan bahan kimia pertanian. Dengan langkah ini, mahasiswa berupaya mendukung SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan SDG 15 (Menjaga Ekosistem Daratan) dengan mempromosikan pertanian ramah lingkungan yang menjaga keseimbangan hayati tanah.
Selanjutnya, tim KKN juga menggelar demonstrasi pembuatan jamu herbal dari jeruk yang dapat dimanfaatkan sebagai minuman kesehatan keluarga. Produk ini menjadi alternatif pemanfaatan jeruk hasil panen serta sebagai upaya meningkatkan nilai tambah hasil hortikultura lokal. Dalam sesi yang sama, mahasiswa juga memperkenalkan cara mengolah kulit jeruk menjadi cairan pembersih lantai alami, sebagai bentuk inovasi dari limbah organik rumah tangga. Inisiatif ini mendukung SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dengan mengedukasi masyarakat tentang pengurangan limbah dan pemanfaatan kembali bahan yang sebelumnya dianggap tidak berguna.
Selain pengolahan produk, mahasiswa juga mengadakan sosialisasi pentingnya kemasan produk dan pemasaran digital menggunakan marketplace. Dalam pelatihan tersebut, warga diperkenalkan pada teknik pengemasan sederhana namun menarik serta strategi pemasaran melalui platform digital seperti Shopee. Langkah ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pasar produk olahan jeruk warga dan memperkuat ekonomi lokal, sejalan dengan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur).
Tidak hanya fokus pada produk, mahasiswa KKN juga melakukan identifikasi penyakit tanaman jeruk, khususnya yang berkaitan dengan defisiensi dan toksisitas unsur hara seperti nitrogen, magnesium, dan kalsium. Identifikasi dilakukan dengan observasi langsung pada gejala visual seperti daun menguning, bercak nekrosis, atau tepi daun yang mengering. Melalui kegiatan ini, petani mendapatkan pemahaman tentang cara mendeteksi dan menangani gangguan nutrisi tanaman, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Inisiatif ini memperkuat SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dengan mendukung ketahanan pangan melalui peningkatan kualitas budidaya.
"Kegiatannya seru dan bermanfaat, masyarakat juga senang karena apa yang disampaikan bisa langsung diterapkan," ujar Bu Sriwiningsih, salah satu peserta sosialisasi kegiatan ini.
Melalui serangkaian kegiatan tersebut, mulai dari pemupukan, pengolahan produk, hingga pemasaran program kerja KKN ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan desa berbasis agroekologi dan kewirausahaan. Mahasiswa berharap sinergi antara ilmu pengetahuan, partisipasi warga, dan dukungan lokal akan terus berlanjut meski program KKN telah usai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI