Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tidak hanya tentang membangun jalan, mengajar anak-anak, atau mengadakan lomba Agustusan.
Lebih dari itu, KKN adalah ruang belajar nyata tentang bagaimana masyarakat mengelola kehidupan mereka dengan kearifan lokal dan kreativitas.
Salah satu contoh yang patut diapresiasi adalah kunjungan usaha mahasiswa KKN MIT 20 Posko 95 UIN Walisongo ke budidaya jamur tiram di Desa Derekan.
Saya melihat program kerja ini bukan sekadar agenda formal mahasiswa, tetapi momentum penting untuk menyatukan dua dunia: akademik dan praktik lapangan.
Jamur Tiram, dari Desa untuk Pasar Lebih Luas
Usaha jamur tiram di Desa Derekan bukan hanya soal bertani, melainkan soal bagaimana masyarakat berinovasi menghadapi tantangan ekonomi.Â
Produksi jamur yang relatif mudah dibudidayakan, dengan kebutuhan lahan yang tidak terlalu luas, menjadi pilihan bijak bagi warga pedesaan.
Mahasiswa KKN melihat langsung bagaimana jamur tiram dikelola sejak tahap pembibitan hingga siap dijual.
"Cukup unik ketika pertama kali saya meilihat cara pembuatan jamur tiram ini, pasalnya bahan utama yang digunakan adalah serbuk kayu yang dipanaskan di dalam mesin, lalu dibungkus dengan tehnik tertentu," ungkap Syauqi, mahasiswa KKN Posko 95.
Kutipan ini menunjukkan bahwa generasi muda mulai menangkap pesan penting, bahwa dunia pertanian masa depan harus adaptif, kreatif.
Jembatan Pengetahuan antara Kampus dan Desa