ANTUSIASME WARGA TERHADAP SOSIALISASI PEMBUATAN ECOENZYM YANG DI LAKUKAN OLEH MAHASISWA KKN UINSU YANG DI LAKSANAKAN DI Â KELURAHAN TIGA BINANGA KECAMATAN TIGA BINANGA LINGKUNGAN 6 TIGA BERINGEN
Pada hari Selasa tanggal 19 Agustus 2025 pukul 14.30 WIB telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok Tiga Beringin bertempat di Kantor Lurah Tiga Binanga. Kegiatan ini mengangkat tema yaitu pemanfaatan limbah organik rumah tangga dengan memanfaatkan gula merah yang dicairkan dan limbah sayuran untuk dijadikan ecoenzym.
Sosialisasi ini dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memberikan edukasi serta keterampilan baru agar masyarakat dapat memanfaatkan limbah sayuran yang selama ini dianggap tidak berguna menjadi produk ramah lingkungan yang bermanfaat. Ecoenzym yang dihasilkan melalui fermentasi gula merah cair, limbah sayuran, dan air yang diketahui dapat digunakan sebagai pupuk cair alami, pembersih rumah tangga, serta pengurai limbah organik sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
Acara ini diawali dengan sambutan dari perwakilan mahasiswa KKN UINSU yang menjelaskan tujuan dan manfaat kegiatan tersebut. Selanjutnya, Lurah Tiga Binanga memberikan sambutan dan membuka secara resmi kegiatan sosialisasi tersebut. Setelah itu, mahasiswa KKN memaparkan materi mengenai apa itu ecoenzym, bagaimana proses pembuatannya, serta manfaat yang bisa diperoleh. Peserta yang hadir terdiri dari perangkat kelurahan, masyarakat, serta anggota KKN UINSU.
Pada inti acara, mahasiswa KKN mendemonstrasikan secara langsung proses pembuatan ecoenzym. Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari gula merah yang telah dicairkan, limbah sayuran maupun sisa buah-buahan, serta air bersih. Dalam praktiknya, mahasiswa mencampurkan gula merah cair dengan air dalam wadah fermentasi, kemudian menambahkan potongan limbah sayuran hingga tercampur rata. Perbandingan bahan yang digunakan adalah satu bagian gula merah cair, tiga bagian limbah sayuran, dan sepuluh bagian air. Campuran ini kemudian ditutup rapat dalam wadah plastik yang tahan fermentasi dan disimpan selama kurang lebih tiga bulan. Selama masa penyimpanan, wadah harus dibuka sesekali agar gas hasil fermentasi dapat keluar sehingga proses dapat berlangsung dengan baik.
Setelah mahasiswa KKN UINSU menyelesaikan pemaparan tentang pembuatan ecoenzym tersebut, salah seorang warga bertanya tentang berapa perbandingan bahan yang di gunakan untuk pembuatan ecoenzym tersebut. Pertanyaan warga tersebut di tanggapi oleh perwakilan mahasiswa KKN UINSU yang dimana perbandingan tersebut yaitu 10 bagian air : 3 bagian sampah organik : 1 bagian gula merah (10:3:1).
Ecoenzym yang dihasilkan dari fermentasi gula merah cair, limbah sayuran, dan air memiliki beragam manfaat. Cairan tersebut dapat digunakan sebagai pupuk cair organik yang mampu menyuburkan tanah, memperbaiki struktur tanah, serta membantu pertumbuhan tanaman dengan lebih optimal. Selain itu, ecoenzym juga berfungsi sebagai cairan pembersih alami untuk mencuci piring, membersihkan lantai, maupun peralatan rumah tangga karena memiliki sifat antibakteri yang aman dan ramah lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI