Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya mengenai Verval DTKS yang tidak lain merupakan tugas utama dari mahasiswa KKN Kolaboratif. DTKS merupakan data induk yang berisi data pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial, penerima bantuan dan pemberdayaan sosial, serta potensi dan sumber kesejahteraan sosial. Â Jadi karena adanya banyak ketidaktepatan dalam pendataan sehingga kami mahasiswa diturunkan untuk melakukan verifikasi validasi mengenai data DTKS tersebut.
Sukowono merupakan desa yang cukup luas, bahkan menjadi yang terluas di kecamatan sukowono dengan jumlah warga yang masuk DTKS terbanyak yakni 2664 dan tersebar di 6 perdukuan (dusun) yang mana jarak antar perdukuan itu lumayan jauh. Sukowono juga merupakan desa dengan karakter masyarakat yang beragam, bahkan mungkin warga di setiap perdukuannya itu memiliki karakter dan kebiasaan yang berbeda pula. Oleh karena itu, kami juga harus menyiapkan berbagai metode atau cara untuk menghadapi karakter masyarakat yang beragam dan mencoba untuk beradaptasi di dalam lingkungan mereka yang akan kami lakukan verifikasi dan validasi data DTKS.
Tentunya terdapat beberapa kendala yang kami alami sampai mencapai hasil yang lumayan banyak mendekati angka 1000 karena ini hal pertama bagi kami, kendala itu antara lain yakni banyak dari masyarakat yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia karena masyarakat desa sukowono mayoritas berbahasa madura sedangkan kami juga tidak bisa menggunakan bahasa madura. Kendala lain yang kami alami yakni banyak masyarakat yang masuk data DTKS alamatnya tidak sesuai antara alamat yang tertera di DTKS dengan alamat warga yang sesungguhnya.
Kami memulai pendataan setelah aplikasi DTKS siap digunakan yakni tanggal 1 Agustus 2022 dengan sistem door to door ke rumah warga yang terinput dalam aplikasi DTKS dan dimulai dari dusun Ragang Timur kemudian Ragang Barat. Setelah selesai kami melanjutkan ke Dusun Kampung Tengah Barat kemudian ke Kampung Tengah Barat dan terakhir ke Dusun Potok Timur. Sejak dimulai pendataan hingga akhir pendataan kami berhasil mendata 911 KK dari 2664 KK yang termasuk di aplikasi DTKS.
Hasil tersebut tentunya tidak akan bisa kami capai tanpa bantuan dari perangkat desa dan para kepala dusun sebagai pemandu kami terjun ke lapangan untuk melakukan verval. Hasil tersebut dapat juga dikatakan maksimal mengingat waktu yang singkat dan personil verval yang hanya berjumlah 10 orang dengan kondisi dan berbagai kendala di lapangan yang cukup menjadi penghambat kami dalam efisiensi waktu melakukan verval. Kami berharap semoga apa yang kami lakukan selama mengabdi di masyarakat terutama masyarakat Desa sukowono bisa bermanfaat bagi kami selaku mahasiswa serta bagi masyarakat selaku sasaran pemberdayaan.
