Desa Gunung Anyar, sebuah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso, memiliki potensi besar yang tersembunyi di balik ketenangan suasana pedesaannya. Desa ini terdiri dari lima dusun yaitu Dusun Kogedang, Kobunduh, Kokebun, Krajan Lama, dan Krajan Baru. Masing-masing dusun memiliki karakteristik serta potensi yang unik, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun budaya. Namun, di balik segala potensinya, masih banyak fasilitas umum serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang belum mendapat eksistensi digital, khususnya di platform peta digital seperti Google Maps.Â
Melihat kondisi ini, Kelompok 20 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember berinisiatif melaksanakan sebuah program kerja yang bertujuan untuk membantu masyarakat Desa Gunung Anyar agar lebih dikenal di dunia digital. Program kerja ini difokuskan pada upaya pendaftaran fasilitas umum dan UMKM yang belum tercantum di Google Maps. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Juli 2022, dimulai dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB.
Program ini bukan sekadar aktivitas pendaftaran lokasi ke Google Maps, melainkan juga bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam menjawab tantangan zaman. Di era digital saat ini, kehadiran suatu tempat di platform seperti Google Maps menjadi sangat penting. Tidak hanya memudahkan masyarakat lokal maupun pendatang untuk menemukan lokasi tertentu, namun juga menjadi salah satu bentuk promosi yang efektif bagi pelaku UMKM di Desa Gunung Anyar. Dengan terdaftarnya lokasi usaha di peta digital, para pelaku UMKM memiliki peluang lebih besar untuk dikenal, dikunjungi, dan tentunya meningkatkan omset penjualan mereka.
Kegiatan dimulai dengan pembagian tugas lapangan kepada seluruh anggota Kelompok 20. Setiap anggota bertanggung jawab mendokumentasikan dan mencatat informasi mengenai berbagai fasilitas umum seperti balai dusun, masjid, sekolah, posyandu, serta tempat-tempat yang menjadi sentra kegiatan warga. Selain itu, berbagai usaha masyarakat seperti warung kelontong, toko sembako, bengkel, hingga usaha kuliner rumahan juga menjadi sasaran pendataan. Seluruh informasi ini kemudian dirangkum secara sistematis untuk didaftarkan ke Google Maps.Â
Selama proses pendataan, para mahasiswa KKN tak hanya melakukan dokumentasi, tetapi juga menjalin komunikasi secara aktif dengan warga setempat. Dialog dan diskusi dilakukan guna memastikan data yang diperoleh akurat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu, komunikasi yang baik juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa. Banyak warga yang antusias dan memberikan informasi tambahan mengenai usaha atau fasilitas di sekitar tempat tinggal mereka yang belum dikenal secara luas.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah keterbatasan jaringan internet di beberapa dusun. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk tetap menyelesaikan tugasnya. Dengan strategi pengumpulan data offline terlebih dahulu, mahasiswa tetap mampu mendokumentasikan semua lokasi penting, lalu melakukan proses pendaftaran secara online setelah kembali ke tempat yang memiliki jaringan stabil.
Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan tokoh masyarakat. Mereka menyambut baik inisiatif mahasiswa dalam membantu mempromosikan potensi desa melalui platform digital. Kepala Desa Gunung Anyar, dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih atas kontribusi nyata dari mahasiswa KKN yang tidak hanya melakukan pengabdian secara langsung tetapi juga membawa perubahan dalam hal pemanfaatan teknologi di tingkat desa.
Â