(Balangan, Desa Pudak, 14 Agustus 2025) Sasirangan adalah kain khas Banjar yang sarat makna budaya dan identitas daerah. Dalam perkembangannya, banyak cara kreatif yang bisa dilakukan untuk menghasilkan motif sasirangan yang indah, salah satunya dengan teknik tie dye. Teknik ini dilakukan dengan cara melipat atau mengikat kain sesuai pola, kemudian mencelupkannya ke dalam pewarna, dan hasilnya baru terlihat saat kain dibuka setelah kering. Cara sederhana ini menghasilkan motif yang unik dan penuh kejutan.
Beberapa waktu lalu, KKN-11 berkesempatan mengadakan program kerja "Pembuatan Kain Sasirangan dengan Teknik Tie Dye" di desa. Kegiatan ini berhasil menarik perhatian banyak masyarakat yang hadir, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Suasana semakin seru ketika peserta dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing mencoba pola berbeda: matahari, garis, love, dan bunga.
Setiap kelompok berusaha menuangkan kreativitasnya melalui ikatan kain yang dilanjutkan dengan proses pewarnaan. Momen yang paling ditunggu adalah saat kain dibuka setelah melalui tahap pengeringan. Ekspresi antusias, kagum, bahkan takjub terlihat jelas di wajah peserta. Motif yang muncul ternyata sangat beragam, unik, dan penuh kejutan---persis seperti seni itu sendiri.
Melalui program ini, masyarakat tidak hanya diajak untuk mengenal kembali kekayaan budaya sasirangan, tetapi juga belajar bahwa kreativitas bisa lahir dari hal-hal sederhana. Selain menyenangkan, kegiatan ini memberi manfaat nyata: menumbuhkan rasa kebersamaan, melestarikan budaya lokal, sekaligus membuka peluang ide usaha kreatif di masa depan.
Kegiatan tie dye ala KKN-11 ini membuktikan bahwa kolaborasi sederhana bisa melahirkan pengalaman berharga dan menghidupkan kembali kecintaan pada karya tradisional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI