Mohon tunggu...
kkn114lawawoiunhas
kkn114lawawoiunhas Mohon Tunggu... Mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin

Mahasiswa KKN di Kelurahan Lawawoi Kecamatan Watang Pulu Sidenreng Rappang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sosialisasi Biopot di Lawawoi: Inovasi Mahasiswa Unhas Tangani Limbah Dapur

7 Agustus 2025   20:24 Diperbarui: 7 Agustus 2025   18:30 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: dokumentasi pribadi)

Lawawoi, 22 Juli 2025 --- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan Biopot (Biopori dalam Pot) kepada masyarakat Desa Lawawoi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang. Kegiatan ini mengangkat tema "Biopot: Pemanfaatan Limbah Dapur Menjadi Kompos Organik", sebagai bentuk kontribusi mahasiswa dalam mengatasi permasalahan limbah organik rumah tangga.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah dapur yang ramah lingkungan serta memperkenalkan teknologi sederhana yang dapat diterapkan langsung di rumah. Dengan metode biopori dalam pot (biopot), limbah dapur yang sebelumnya dibuang begitu saja kini dapat diubah menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi tanaman hortikultura.

Sosialisasi dimulai dengan pemaparan materi mengenai dampak negatif limbah organik jika tidak dikelola dengan baik, termasuk potensi pencemaran lingkungan dan bau tak sedap. Mahasiswa KKN-T kemudian menjelaskan manfaat biopot, di antaranya mengurangi volume sampah, menyuburkan tanah, dan mendukung pertanian berkelanjutan di lingkungan rumah.

Demonstrasi pembuatan biopot pun dilakukan langsung di halaman posyandu kelurahan Lawawoi dengan memanfaatkan pot bekas (ember cat), tanah, sekam bakar , dan sampah dapur seperti sisa sayuran atau kulit buah. Warga diajak terlibat secara langsung dalam proses pencampuran media, pelubangan pot, serta cara memasukkan limbah organik ke dalam lubang biopori.

(sumber: dokumentasi pribadi)
(sumber: dokumentasi pribadi)

Antusiasme warga terlihat tinggi. Banyak yang mengajukan pertanyaan seputar jenis sampah yang dapat digunakan, durasi proses pengomposan, hingga cara memanen kompos dari biopot. Beberapa warga bahkan langsung mencoba membuat biopot di halaman rumah mereka setelah kegiatan selesai.

Salah satu warga, Ibu Suma, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. "Kami jadi tahu kalau sampah dapur ternyata bisa dimanfaatkan. Biasanya kami buang begitu saja, sekarang bisa dijadikan pupuk untuk tanaman. Sangat bermanfaat," ujarnya.

Koordinator Desa KKN-T Unhas Gel. 114, Naila, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja unggulan yang menyasar isu lingkungan dan pertanian berkelanjutan. "Kami ingin meninggalkan dampak nyata di desa ini, salah satunya lewat edukasi biopot yang mudah, murah, dan bisa langsung diterapkan masyarakat," jelasnya.

Pemerintah Desa Lawawoi menyambut positif inisiatif dari mahasiswa Unhas. Kepala Desa Lawawoi, Bapak Ahmad, berharap program ini bisa terus berlanjut dan dikembangkan. "Kami siap mendukung jika ada warga yang ingin membuat biopot secara massal atau menjadikannya program PKK desa," ucapnya.

Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan modul edukasi biopot kepada tokoh masyarakat dan kelompok ibu-ibu PKK sebagai panduan lanjutan. Mahasiswa KKN-T juga berkomitmen untuk memantau perkembangan dan memberi pendampingan selama masa KKN berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun