Mohon tunggu...
Meti Suryati
Meti Suryati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

editor at KJpost unindra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasgor Seafood

17 Juli 2014   20:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:03 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"de, maafin aku ya, makasih kamu udah sabar sama aku. kamu sabar banget" katamu malam itu saat kita bertemu setelah sekian hari tanpa kabar darimu. hmm, rasanya air mataku ingin merebak saat kau ucapkan kata-kata itu.

aku memutuskan untuk nekat menemuimu, untuk langsung melihat bagaimana kondisimu saat ini. aku tak ingin hal apapun terjadi padamu. yaaaa, walau susah payah dengan kondisi ku yang tak begitu baik, aku putuskan untuk menyambangi kediaman mu.

"aku di masjid ya. aku tunggu kamu disini, aku mau ketemu sebentar saja. cuma mau tau keadaanmu" kata ku memberi kabarmu lewat sms

"sekarang hujan, kamu tau gak sih" balasan dari mu awalnya menyurutkan keinginan ku, rasanya aku ingin pulang saja tadinya.

tahukah kamu perjuangan ku, menunggu bus ungu itu yang amat sangat lama datangnya di halte, naik bus yang penuh sesak manusia dalam kondisi badan yang entah kapan pasti akan ambruk karena berhari-hari tak menyentuh nasi sedikitpun, setelah tiba ditujuan ternyata hujan turun amat deras tapi aku memaksakan diri untuk tetap berjalan ke arah masjid. bolak balik mencari warung nasi yang ku beli untukmu. mengapa? akupun tahu, telah berhari-hari pula kau tak menyantap nasi dalam keseharian mu selama puasa ini.

ada kejadian bodoh yang kualami saat di warung nasi, ketika ditanya lauk nya, tahukah kamu? aku bingung. kamu selalu menanyakan aku "mau makan apa" tapi sebetulnya kamu selalu tau apa-apa saja yang aku suka. tapi aku? aku sungguh bodoh, ditanya seperti itu saja aku bengong. aku bingung. sebenarnya tak susah mencari makanan untukmu. kau orang yang pandai mensyukuri hidup, selama masih bisa dimakan, makanan itu pasti kau makan, enak atau tidak, kurang bumbu atau tidak. bersyukur!! itulah yang selalu kau bilang. ahh makin merindu saja aku padamu mas.

setelah satu jam akhirnya kau muncul, masih agak canggung dengan wajah pucat kau coba untuk tersenyum. rasanya aku ingin menumpahkan segala airmata ku saat melihatmu.  aku rindu padamu. benar-benar rindu. menjelang tujuh tahun kita bersama, tak pernah sedikitpun kau menjauhi ku, seberat apapun masalahmu. tapi beberapa hari ini menjadi hari yang berat untukku, karena kau tiba-tiba saja menjauh.

kau mencoba bersikap biasa walau pada awalnya kau pun bingung terlihat. aku hanya bersyukur, walau awalnya sempat mengutuk diriku karna bertindak bodoh, sempat berfikir untuk apa datang menemui orang yang tak ingin menemui ku.. setidaknya sekarang, setelah tahu semuanya, aku hanya berfikir untuk terus memperbaiki diri ku agar lebih sabar dalma menghadapimu yang terkadang suka hilang keseimbangan hidup. hehe

setelah makan kau ceritakan semua. membuatku merasa bersalah karena telah berkutat dengan fikiran-fikiran negatifku. maafkan au yang belum bisa smepuran, semoga kelak saat kita sudah mengucap ijab, aku akan dapat menjadi istri yang solehah. aamiin

diperjalanan pulang tiba-tiba sajakau berceletuk "kamu katanya mau bikinin nasi goreng seafood de?kapan udah tiga tahun gak jadi-jadi juga nih janjinya" aku hanya tersenyum dan merasa bersalah., mengapa? mas, kau tidak akan suka masakan ku, karna kau jauh lebih pandai memasak dibanding aku. disinilah kekuranganku yang teramat minus buat standarnya kaum perempuan. aku tidak bisa memasak mas, maaf. kau pernah berada di lingkungan dapur hotel bintang lima, sudah pasti rasa masakanmu jauh lebih enak dibanding masakanmu, mengapa masih memintaku untuk memasak? maafkan aku mas.

tapi aku sadar, lalu? aku kemanakan kodrat ku? buat apa aku berfikir untuk belajar meneruskan strata 2 sedangkan untuk belajar masak saja aku enggan, buat apa aku menjadi wanita hebat dalam segala hal, sedangkan masa nasi goreng saja aku tak bisa mas. calon istri macam apa aku ini??? baiklah, aku harus mengubah pola pikir ku yang sempat dijejali dengan persamaan gender yang membuat ku kebelinger.,. sepandai apapun aku, sehebat apapun, seharusnya aku akan tetap menjadi hebat bila tetap paham akan kodratku nantinya sebagai istri :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun