Mohon tunggu...
Kitri Nur Indah Sari
Kitri Nur Indah Sari Mohon Tunggu... Guru - Jadilah seorang yang bermanfaat untuk lingkungan sekitarmu

Guru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Blended Learning Merupakan Alternatif Pembelajaran di Masa Pandemi

2 Juli 2021   21:53 Diperbarui: 2 Juli 2021   22:21 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada masa Pandemi covid 19 seperti yang sekarang ini kita alami, menyebabkan terjadinya kendala dalam penyampaian materi pembelajaran dari guru kepada siswa. Pembelajaran yang setiap hari dilakukan di dalam kelas, tiba-tiba mengalami perubahan. Pembelajaran terbatas antara ruang dan waktu.

Pembelajaran tidak dapat dilakukan seperti biasa di dalam kelas. Adapun kendala pembelajaran secara daring,  siswa mengalami kendala pada perangkat yang dimilikinya, seperti handphone ataupun laptop tidak setiap siswa memiliki, terlebih lagi kami di desa mengalami kesulitan sinyal.

Hal itu menyebabkan muncul berbagai gaya belajar baru dalam dunia pendidikan. Gaya belajar yang marak ditengah pandemi yaitu "Blended Learning".  Staker & Horn (2012) mendefinisikan blended learning sebagai pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran online dengan pembelajaran konvensional (tatap muka).

Ada tiga alasan utama mengapa guru memilih untuk menggunakan model pembelajaran blended learning, diantaranya yaitu:

1). Meningkatkan kualitas belajar peserta didik.

2). Meningkatkan akses dan fleksibilitas dalam pembelajaran

3). Meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran.

Pada pembelajaran model ini, peserta didik difasilitasi untuk dapat belajar dan mengulang materi secara mandiri untuk satu bagian sesi menggunakan bahan dan sumber belajar online dan satu bagian sesi lainnya dilakukan secara tatap muka di dalam ruangan kelas.

Pembelajaran blended learning tidak hanya sekedar mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran di kelas. Namun dalam pembelajaran blended learning keberadaan teknologi lebih difokuskan untuk memfasilitasi peserta didik dalam mengeskplorasi materi bahan ajar dan mendapatkan pengalaman belajar secara mandiri. Dalam model pembelajaran ini, sesi online dan sesi tatap muka berjalan saling melengkapi dan berkesinambungan. Artinya, pada sesi pembelajaran online membahas materi dan kegiatan pembelajaran pada sesi tatap muka, begitu juga sebaliknya.

Dalam Model pembelajaran Blended Learning, sangat dibutuhkan peran aktif dari orang tua. Menurut Eri, ada tiga hal utama yang harus dipersiapkan orang tua saat anak menjalani metode Blended Learning di sekolahnya, meliputi :

  • Melakukan komunikasi intens dengan guru atau pihak sekolah mengenai kemampuan dan kemajuan anak selama proses pembelajaran.
  • Memberikan pendampingan yang baik kepada anak. Misalnya ketika guru memberikan PR atau tugas yang dikerjakan di rumah, orang tua disarankan sebaik mungkin mendampingi anak dalam menyelesaikan tugas.
  • Memahami seperti apa metode Blended Learning yang diterapkan oleh sekolahnya, termasuk operasional platform yang digunakan. Misalnya tata cara menggunakan aplikasi zoom, gmeet, classroom, dan sebagainya. Hal ini agar orang tua tidak bingung dalam mendampingi anak belajar.

Peran serta orang tua, sangat mendukung kegiatan pembelajaran dengan model ini, karena siswa terutama di sekolah dasar masih perlu bimbingan dan pengawasan orang tua.

Daftar Pustaka: Miyarso Estu. Perancangan Pembelajaran Inovatif. Jakarta, 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun