Mohon tunggu...
soekito prawiroatmodjo
soekito prawiroatmodjo Mohon Tunggu... Administrasi - pribadi

lulusan ITB 1959 jurusan mesin pensiunan PNS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berpikir dengan Otak dan Berpikir dengan Hati Memang Beda

17 Oktober 2017   09:34 Diperbarui: 17 Oktober 2017   09:41 10181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

PROSES OLAH HATI

Semua informasi yang ditangkap oleh sensor hatipada umumnya melalui proses olah hati (pikir dengan hati), yaitu proses rasa berupa berbagai pertimbangan atau bisa disebut dengan saringan, dengan melakukan pilihan mana-mana yang perluatau tidak perlu untuk diteruskan ke o t a k  guna tindak pelaksanaan lebih lanjut.

 

BERFIKIR DENGAN OTAK

Sebenarnya segala sesuatu yang dipikirkanoleh o t a k itu berasal dari hasil penerimaan atau tertangkapnya berbagai getaran dari lingkungan oleh sensor pancaindera organ tubuh yang kemudian dikirimkan ke o t a k melalui sistem saraf.


Dalam proses tranfer informasi dari sensor pancaindera ke otak ini tidak ada proses apa-apa, jadiapa saja yang diterima oleh sensor pancaindera secara utuhdi teruskan ke  o t a k.

Karena tidak memiliki adanya kemampuan untuk melakukan pemilihanhal yang positif dan negatif, maka mengakibatkan hasil pemikirandari o t a k sering bersifat vulgar.

Seperti yang tersebut dalam surah Al-Alaq' (96) ayat 16, dengan keluarnya dari pikiran (ubun-ubun) yang berakibat tindakdusta dan durhaka kepada Allah.

K E S I M P U L A N

Dari uraian dan penjelasan diatas, tampaklah bedanya bahwa berolah rasa dengan h a t i akan memberikan hasil yang lebih baik, lebih bijak, jernih, bahkan lebih sucidari pada hasil pikiran o t a k yang ada umumnya masih vulgar dan bisa cenderung kearahnegatif atau keburukan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun