Mohon tunggu...
kiti kirana
kiti kirana Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa S2 di Tsinghua University

Belajar bersyukur dan melihat sisi baik dari segala hal

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Anomali Lebaran 2017 dan Liburan a la Homeschooling

27 Juni 2017   13:34 Diperbarui: 27 Juni 2017   13:37 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bawalbawel.wordpress.com

Lebaran 2017 menjadi libur panjang bagi banyak orang. Pilihan mudik ke kampung menjadi yang utama, tetapi kalau kita teliti jauh lebih banyak orang yang memanfaatkan lebaran untuk menumpahkan hasrat libur panjang yang sudah tidak tertahankan. Hahah. yang merasa begitu silakan mengangguk. 

Sekalipun cuti bersama sudah dipatok Pemerintah, tetapi banyak pekerja, buruh, karyawan yang adalah orangtua menyesuaikan liburan seperti jadwal anak sekolah, 9 Juli 2017. Jadi libur lebaran 2017 ini menjadi cuti panjang dan lama. Karena itu tidak heran kalau terjadi anomali tahun ini. Biasanya H-3 arus mudik dan H+3 arus balik terjadi, terutama ke kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Namun ternyata sampai hari ini, H+3 ternyata yang melimpah ruah adalah arus mudik. Jadi masih banyak yang mudik nih.

Bahkan saya dengar dari Kementerian Perhubungan, arus balik puncaknya bisa terjadi pada 30 Juni 2017, padahal arus mudik juga masih padat. Waduh itu semua artinya akan terjadi kemacetan di jalan, berjejal di kereta api, di kapal, di berbagai tempat penyeberangan antar pulau, dan kepadatan di mana-mana termasuk di objek-objek wisata aik objek wisata alam maupun objek wisata modern. 

Ogah Berjejal 

Karena itulah, setelah sowan ke tetangga yang ber-Idul Fitri (Mama selalu mengirimkan bingkisan untuk para tetangga, tukang sampah, dan para satpam di sekeliling rumah)  kami sekeluarga memutuskan menghabiskan liburan di rumah saja. Kita sekeluarga bosan  ke tempat hiburan di sekeliling Jakarta, sebutlah Ancol, TMII, Kebon Binatang,  yang pasti penuh sesak. Kalau ngotot mau berenang, serasa jadi cendol karena berjejalnya manusia di dalam kolam. 

Pilihan lain jalan-jalan ke mall, saat ini kami tinggal di kawasan Jakarta Utara. Sehingga mal di Kelapa Gading, Artha Gading, MOI, lalu di kawasan Jakarta Pusat  Plaza Indonesia, Grand Indonesia, lalu lanjut ke Gandaria City Pondok Indah, lanjut lagi Taman Anggrek, Central Park. lalu balik pulang ke Kota Casablanca, hadeeeuh  ujung-ujungnya ke toko-toko itu saja, dan makan di tempat itu-itu saja. Nothing special.

Oya kami juga sudah ke Jakarta Fair H-3 sebelum Lebaran. Kami pikir pasti tidak terlalu ramai, apalagi itu hari Kamis, masih hari kerja. Uh ternyata tetap padat. Parkiran penuh dan outlet penjual pakaian, tas, dan baju bermerk malah penuh sesak. Maklum, di PRJ ini biasanya harga miring karena diskon yang ditawarkan terasa. Mengapa bisa diskon? Karena yang berjualan adalah pabrik langsung, sehingga budget untuk retailer dan agen bisa diganti menjadi diskon untuk para end-user yang memadati Jakarta Fair Kemayoran.

Pilihan lain yang tersedia ke objek wisata serbuan orang Jakarta yang nekad ke luar kota walau dijamin macet. Mulai dari Objek Wisata, Factory Outlet, Hangout mulai dari kota Bogor,  Bandung, Lembang memang kelihatan menyenangkan dapat aura baru. Tapi seperti libur lebaran bertahun-tahun lalu, dan hasilnya antre.com dan pulang ke Jakarta macet.com 

Ada teman yang memamerkan hiburan ke Raja Ampat Papua, kelihatan seru dan keren, tetapi tebak ... ternyata berjejal juga orang Jakarta yang liburan ke sana. Tertarik juga ke sana, tetapi setelah menghitung biaya liburan ke sana saat lebaran bisa  berlipat dibanding hari biasa. Travel 10 hari ke Raja Ampat di hari libur biasa sekitar Rp 30.000.000 per orang. Dan di hari lebaran ini, harga itu  menjadi Rp 40.000.000  Wow, ada perbedaan sekitar Rp 10 juta perorang. Jika kami berangkat bertiga berarti tambah biaya Rp 30 juta + Rp 90 juta di harga normal untuk bisa liburan ke Raja Ampat di hari lebaran. Nggak mampu ah . 

Liburan ala  Homeschooling

O ya sebelum lupa, kami adalah keluarga Homeschooling.  Kami memiih mentuntaskan wajib belajar 12 tahun lewat pendidikan nonformal, yang sering disebut Homeschooling Komunitas. Maka kami bisa leluasa memilih waktu libur, nggak perlu ngotot ikut libur masal seperti para pegawai ngeri eh pegawai negeri dan swasta serta  anak-anak sekolah biasa.

Justru karena itulah buat kami nyaman saja menikmati libur lebaran menjadi libur di rumah. Karena belasan kantor sekeliling rumah kami libur, maka ada keuntungan tak terduga. Akses Internet jauh lebih cepat. 

1. Berinternet-ria

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun