Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguak Isi Kepala Orang yang Gemar "Bawa-Bawa" Pejabat Saat Terlibat Konflik

25 November 2021   18:41 Diperbarui: 25 November 2021   18:46 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konflik yang melibatkan keluarga pejabat. | ottawakravmagaacademy.ca

Dalam pandangan Dahrendorf, konflik kepentingan menjadi sesuatu yang tak terhindarkan dari relasi antara pemilik kekuasaan dan pihak yang tak berkuasa. Itu lah mengapa konflik kerap terjadi di tengah masyarakat yang punya masalah terkait ketimpangan kekuasan seperti di Indonesia.

Fenomena main klaim keluarga pejabat diperburuk dengan fakta bahwa sistem hukum di Indonesia kerap kali tajam ke bawah, tetapi mendadak tumpul ke atas. Hukum sering menguntungkan mereka yang punya akses pada pejabat publik.

Meski demikian, hadirnya internet dan gawai yang semakin murah dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat, dapat menekan perilaku semena-mena yang melibatkan nama keluarga pejabat tertentu melalui delik viral.

Setiap warga yang terjerat suatu konflik, bisa merekam pihak yang acap mengaku sebagai kerabat pejabat untuk kemudian dilaporkan ke pihak berwenang. Kontrol sosial itu saya nilai sangat manjur untuk menekan kebiasaan orang yang acap kali mendompleng koneksi keluarga pejabat publik untuk merepresi warga biasa.

Namun, cara itu tak akan bekerja efektif jika sistem peradilan di Indonesia masih memihak kepada pejabat serta keluarga besarnya. Jika sudah begitu, kita sebagai warga biasa yang tidak memiliki koneksi keluarga pejabat bisa apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun