Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Generasi "Bisu", Kami yang Lebih Nyaman Berkirim Pesan Dibanding Telepon

23 September 2021   12:40 Diperbarui: 24 Maret 2022   01:56 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah kenapa makin lama makin malas menerima telepon, terutama dari orang asing atau nomor tak dikenal. 

Melayani obrolan melalui telepon adalah kegiatan yang menguras tenaga dan waktu untuk orang sepertiku. Melelahkan. Apa kamu juga pernah mengalami hal serupa?

Aku cenderung membatasi siapa-siapa saja yang hendak aku terima teleponnya, terutama telepon yang masuk pada saat yang enggak tepat alias waktu lagi sibuk.

Bayangkan ketika lagi kerja atau waktu lagi asik-asiknya nonton film tiba-tiba ada telepon yang masuk. Menyebalkan!

Saat sedang berbicara lewat telepon, aku harus memfokuskan perhatian terhadap obrolan, tanpa bisa melakukan aktivitas lain. Praktis, kewajiban yang seharusnya bisa terselesaikan akan tertunda.

Sudah tak terhitung berapa telepon yang sempat aku abaikan. Catatan panggilan telepon terakhir yang tampak di histori gawaiku adalah beberapa bulan yang lalu.

Jika memang penting, mereka biasanya akan mengirim pesan dan memberitahu maksud mereka ingin menelepon. Kalau enggak ada pesan masuk, berarti enggak terlalu penting dan bisa diselesaikan via chatting.

Meski acap menghindari telepon, tidak berarti sombong. Bukan pula tipe orang yang lambat saat merespons pesan. Aku justru termasuk tipe yang quick response.

Aku lebih sering menghabiskan waktuku untuk berkirim pesan via WhatsApp dan media sosial lainnya. Selama aku sedang pegang ponsel, setiap pesan yang masuk akan aku balas saat itu juga.

Telepon menjadi opsi terakhir buat hal-hal yang sangat mendesak. Selebihnya, orang-orang biasanya menghubungiku via WhatsApp atau media sosial lainnya. Ya, meski mereka tetap saja menelepon.

Saat mengangkat telepon pun aku lebih suka berbicara di ruangan terpisah dari orang lain agar lebih privat. Tidak tahu kenapa ada rasa malu yang muncul jika harus menelepon di sekitar orang lain, apalagi kalau yang menelepon gebetan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun