Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Blokir Akses Internet, Cara Negara Bungkam "Suara Tuhan"

20 Februari 2021   02:22 Diperbarui: 20 Februari 2021   02:56 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan pemadaman internet oleh negara-negara di seluruh dunia. | Capture data dari accessnow.org

Lazimnya, ada tiga alasan utama yang dipakai sebagai justifikasi pemblokiran akses internet dan beragam media sosial oleh otoritas-otoritas negara di dunia.

#1 Keamanan Nasional
Kebijakan pemblokiran akses internet bertujuan untuk "keamanan nasional". Begitu dalih pemerintah ketika tengah melakukan pemblokiran.

Keamanan nasional menjadi justifikasi yang paling sering dipakai pemerintah dalam melancarkan pemblokiran. Meski faktanya, kebijakan itu menciptakan efek yang berlawanan terhadap orang-orang yang terputus dari jaringan komunikasi.

Sejatinya masyarakat tidak akan pernah merasa benar-benar "aman" saat akses internet terputus. Mereka akan khawatir karena tak mengetahui apa yang tengah terjadi dan tidak bisa mengetahui kabar orang-orang yang mereka cintai.

#2 Memerangi Hoaks Saat Pemilu
Pada momen pemilihan umum, biasanya pemerintah akan berdalih "kebijakan itu dilakukan untuk memerangi kecurangan atau menghentikan sirkulasi hoaks".

Padahal, justru sebaliknya. Kebijakan itu justru akan mencegah jurnalis, pemantau Pemilu, dan warga saat ingin melaporkan terjadinya praktik kecurangan. Selain itu, kandidat dari partai oposisi juga tak akan dapat terhubung dengan pendukungnya dalam mendeteksi aktivitas ilegal selama pencoblosan.

Pemblokiran jaringan internet, demikian pula pengendalian arus bebas informasi daring selama masa Pemilu, merupakan ancaman yang sangat serius bagi proses demokrasi dan legitimasi pemerintah.

#3 Pemulihan dalam Aksi Protes
Penerapan kebijakan pemadaman akses internet juga dipilih pemerintah tatkala terjadi demonstrasi. Mereka akan selalu menyebut, kebijakan itu dilakukan demi "pemulihan keamanan dan ketertiban".

Sebetulnya mereka ingin memadamkan perbedaan pendapat dan menghentikan protes yang dinilai berlawanan dengan agenda-agenda negara atau berpotensi "menggoyang" takhta pemerintahan.

Terjadinya kekerasan serta kerusuhan mungkin secara teoritis membenarkan adanya langkah keamanan. Akan tetapi, pemblokiran internet saat masyarakat melakukan demontrasi, tidak akan bisa meningkatkan keamanan.

Hal itu justru menghentikan informasi penting dari jangkauan warga, seperti bagaimana menemukan wilayah aman ataupun menghubungi layanan darurat. Selain itu, kebijakan itu juga mencegah masyarakat untuk mendeteksi adanya pelanggaran HAM tatkala pemerintah melibatkan kekuatan polisi atau militer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun