Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kisruh Konflik Kepentingan dan Optimistis ala Alfred Riedl

10 September 2020   23:50 Diperbarui: 11 September 2020   19:10 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih tim nasional Indonesia, Alfred Riedl (tiga kiri) saat memimpin latihan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Rabu (12/11/2014). (Foto: SUPER BALL/FERI SETIAWAN)

Jejak kepelatihan Riedl di Asia Tenggara ditorehkan pada 1998 saat direkrut oleh Vietnam. Bersama The Golden Stars ia mengantarkan mereka ke partai final AFF 1998 dan lolos ke babak perempat final Piala Asia 2007.

Serupa timnas Garuda, Riedl tercatat tiga periode mengarsiteki timnas Vietnam sebelum akhirnya ia melatih sesama tim Asia Tenggara lainnya, Laos. Namun, di timnas Laos ia tidak pernah tampil pada ajang Piala AFF.

Akhirnya pada 2010, PSSI yang terpikat dengan pencapaian Riedl kala membesut Vietnam pun turut mengikatnya menjadi juru taktik skuat timnas Indonesia.

Bersama Indonesia, Riedl tercatat tampil di ajang Piala AFF yang keempat kalinya di Piala AFF 2010. Pencapaiannya tidak bisa dibilang buruk, ia sukses membuat skuat Garuda tampil heroik hingga partai Final. Sayangnya tim Merah Putih harus mengakui kehebatan Malaysia dan hanya menjadi runner up. 

Saat itu Riedl juga sukses menempatkan timnas Garuda di peringkat 127 ranking FIFA. Dimana posisi tersebut merupakan terbaik kedua setelah era timnas asuhan Benny Dollo.

Kemesraan pria kelahiran 2 November 1949 dengan skuat timnas Garuda tidak berlangsung lama. Riedl dilengserkan pada tahun 2011 akibat konflik dualisme di tubuh otoritas sepak bola Tanah Air.

Keputusan PSSI untuk memecat Riedl kala itu patut dipertanyakan, meski ia sudah memberikan harapan baru bagi sepak bola Indonesia di Piala AFF 2010. Apalagi timnas juga menunjukkan tren positif dari aspek permainan, walaupun akhirnya harus tumbang oleh Malaysia di partai puncak.

Bahkan secara terang-terangan Riedl mengaku dijadikan tumbal atas pusaran konflik kepentingan yang terjadi di dalam tubuh PSSI.

"Ini sport political decision. Saya korban pertarungan PSSI lama dan PSSI baru. Oh bukan, saya ini korban Mr. Bakrie versus Panigoro," kata Riedl seperti dikutip dari Detiksport, 15 Juli 2011.

Jauh sebelum pernyataan itu dibuat, Riedl sudah menyadari kentalnya aroma politik di sepak bola Indonesia. Ia merasa resah, timnas yang saat itu masih berjuang di Piala AFF 2010 dijadikan ajang "sirkus" politik. Bahkan ia sempat dibawa untuk bersafari ke rumah ketua umum Partai Golkar, Abu Rizal Bakrie.

Ternyata pria kelahiran Vienna tersebut bukan satu-satunya pelatih yang pernah terlibat masalah ataupun menjadi korban konflik kepentingan PSSI. Diketahui deretan nama pelatih seperti Luis Manuel Blanco, Luis Milla, Simon McMenemy, serta pelatih timnas Garuda saat ini Shin Tae-yong juga sempat tersandung permasalahan serupa dengan PSSI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun