Mohon tunggu...
Kirana Sekar Rehernanda
Kirana Sekar Rehernanda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Money

E-Commerce, Bisnis Online yang Tetap Kokoh di masa Pandemi Corona

9 Januari 2021   23:04 Diperbarui: 9 Januari 2021   23:52 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

 Sulitnya mencari pekerjaan di berbagai tempat membuat masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk membuka usaha dan mendapat penghasilan dari usaha mereka sendiri. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan UMKM yang terlihat. Beraneka macam jenis usaha-usaha ada, seperti : berdagang baju, menjual makanan, minuman, dan lain-lain. Mereka menjual sesuatu yang mereka kuasai, menjadikan hobi atau keahlian mereka sebagai ladang usaha.

Hal itu ditanggapi positif oleh Pemerintah, perhatian pemerintah terhadap sektor UMKM pun semakin besar, pemerintah menganggap penting sektor UMKM untuk perekonomian Indonesia. Beberapa kebijakan telah pemerintah keluarkan untuk membantu usaha-usaha ini, seperti memberikan dana bantuan untuk menjalankan usaha tersebut, sosialisasi-sosialisasi dari orang yang bepengalaman di bidangnya untuk memotivasi semangat usaha masyarakat, dan kegiatan lain. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan juga kuantitas usaha mereka.

Menurut Badan Pusat Statistik ( BPS ), jumlah UMKM di Indonesia telah mencapai angka 64 juta, yang terdiri dari usaha offline, online, atau juga keduanya. Angka tersebut merupakan 99 persen dari keseluruhan usaha yang berjalan di Indonesia. UMKM merupakan salah satu penggerak utama perekonomian di Indonesia, karena itu jika sektor UMKM terganggu, maka perekonomian nasional juga ikut terganggu.

Pada tahun 2020 terjadi pandemi virus COVID-19, dimana masih belum ditemukan obat dan vaksin yang cocok untuk menangani virus baru tersebut, karena itu dianjurkan kepada masyarakat untuk membatasi mobilisasi mereka di luar rumah dan lebih baik diam di dalam rumah saja untuk mengatasi penyebaran virus corona yang belum terkendali hingga saat ini.

Kebijakan tersebut membuat UMKM yang menjual barang dagangnya secara offline pun terkena dampaknya, jumlah pembeli yang datang langsung ke tempat mereka menjadi lebih sedikit dan itu berdampak terhadap omset mereka yang menurun secara drastis. Banyak usaha-usaha yang gulung tikar sejak pandemi ini berlangsung karena turunya permintaan atau pembelian.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka beberapa pengusaha yang hampir dan telah gulung tikar tersebut memulai usaha mereka kembali dengan menggunakan sistem online. Beberapa UMKM baru juga langsung menggunakan media online untuk mempromosikan barang dagangan mereka kepada semua orang, tanpa langsung mendatangi atau didatangi pembeli. Dengan begitu, sistem jual beli pun mulai bangkit kembali secara normal seperti sebelum pandemi ini berlangsung.

Jika berbicara tentang online, tentu saja tidak jauh-jauh dari teknologi bernama internet. Dengan adanya internet, maka hidup pun semakin terasa mudah. Pada tahun 2020, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka 175 juta. Jumlah populasi Indonesia yaitu 272,1 juta jiwa, berarti 64% penduduk Indonesia telah mampu mengakses internet. Jika separuh lebih jumlah penduduk Indonesia telah merasakan akses tersebut, maka peluang membuka usaha secara online juga semakin besar. Tidaklah rugi bagi para pedagang untuk membuka usaha mereka secara online, karena hampir setiap hari akan selalu ada orang yang mengakses internet dan melihat barang-barang yang mungkin saja ingin mereka beli tanpa harus mendatangi barang tersebut terlebih dahulu.


Menurut Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Septriana Tangkary, dari kurang lebih 60 juta jumlah UMKM di Indonesia, UMKM yang telah menjadikan toko online pun berkisar 9,4 juta. Jumlah itu meningkat drastis dari tahun sebelumnya akibat dari pandemi virus corona. Pemerintah mulai mengajak pelaku UMKM untuk mulai menggunakan media online agar pasar mereka semakin luas lagi, bahkan bisa sampai ke internasional. Dengan begitu mereka dapat membantu meningkatkan produk domestik bruto yang ada di Indonesia. Pelaku UMKM dianggap mampu menopang perekonomian ditengah ketidakstabilan ekonomi sebagai dampak dari COVID-19
Toko online atau online shop sendiri adalah kegiatan membeli barang dan jasa melalui media internet. Jika pembeli memutuskan untuk belanja lewat internet, maka pembeli bisa melihat terlebih dahulu barang dan jasa yang ingin mereka beli melalui web atau marketplace si penjual. Sedangkan marketplace sendiri adalah pihak perantara yang mengakomodasi penjual dan pembeli yang melakukan transaski jual beli di dalam dunia internet.

Sebenarnya penjual dapat memperjualkan dagangannya menggunakan web media sosial seperti Facebook, Instagram, atau pun Twitter. Akan tetapi, untuk keamanan bertransaksi, para pelaku usaha dan calon pembeli lebih sering menggunakan marketplace sebagai tempat jual beli nya. Keamanan bertransaksi yang dimaksudkan agar terhindar dari segala bentuk kecurangan seperti penipuan. Jika menggunakan marketplace, maka pembeli diharuskan untuk membayar terlebih dahulu dan memberikan uang mereka kepada pihak ketiga, setelah itu barang akan dikirim oleh penjual dan penjual akan menerima uang dari pihak ketiga ketika barang telah sampai dengan baik dan benar. Marketplace yang banyak digunakan oleh para pelaku usaha di Indonesia seperti, Tokopedia, Shoppe, Lazada, dan lain sebagainya.

Konsumsi belanja online telah menjadi gaya hidup baru masyarakat, yang saat ini lebih sering berinteraksi dengan gadget/ponsel pintar yang terkoneksi dengan internet. Apalagi telah muncul marketplace-marketplace berteberan yang semakin mempermudah mereka dalam melakukan belanja online. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan perusahaan teknologi e-commerce, SIRCLO, menunjukkan rata-rata satu orang konsumen Indonesia dapat berbelanja online 3 sampai 5 kali dalam satu bulan dan dapat menghabiskan sekita 15 persen dari pendapatan bulanan mereka.

Mengapa masyrakat, khususnya kaum milenial semakin meminati belanja online? Salah satunya disebebkan karena pandemi virus saat ini, masyarakat yang sebelumnya selalu berbelanja langsung ke Mall atau tempat perbelanjaan lainnya, diharuskan untuk tetap di dalam rumah, sedangkan kebutuhan mereka akan suatu barang masih harus tetap dipenuhi. Oleh karena itu, mereka pun mulai menggunakan aplikasi belanja online untuk mempermudah itu semua.

Selain mempermudah, masyarakat juga merasa nyaman belanja melalui online. Mereka memilih belanja di e-commerce karena harga yang tertera biasanya jauh lebih murah dari pada membeli secara langsung secara offline. Pemiliki toko online sendiri pun juga semakin berinovatif dalam segi pelayanan dan periklanan agar mempermudah pembeli untuk melihat-lihat barang dagangan mereka dan pada akhirnya memutuskan untuk membeli barang atau jasa tersebut.

Di masa pandemi ini, bisnis online memang berkembang cukup pesat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada peningkatan 31 persen pola belanja online selama pandemi. Disaat beberapa usaha tengah kesulitan berkembang karena dampak dari virus corona, hanya sedikit dampak negatif yang dirasakan oleh pelaku usaha online dan nyatanya malah semakin berkembang pesat. Hal inilah yang membuka peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya.

Usaha yang dirintis di masa pandemi ini bisa dimulai dari makanan dan minuman. Karena selama pandemi masyarakat diharuskan menjaga jarak, membeli bahan makanan langsung ke pasar atau tempat berkerumunan lain tentu saja membahayakan, karena itu bisnis pasar online juga dapat dilakukan, terutama untuk pedagang sayuran yang sepi pembeli jika berdiam diri di dalam pasar. Jika malas memasak, orang-orang juga bisa langsung membeli makanan atau minuman lewat online. Sama seperti membeli barang, kita hanya perlu menunggu beberapa menit hingga makanan itu sampai ke rumah kita secara langsung.

Selain makanan dan minuman, perlengkapan rumah tangga juga banyak diincar oleh pembeli. Selama berdiam diri di dalam rumah, orang-orang yang merasa bosan jika diam terlalu lama pun memutuskan untuk mendekorasi rumahnya, karena itu mereka membeli perlengkapan atau pernak-pernik rumah yang menarik untuk menghiasi rumah mereka. Untuk kegiatan berolahraga, banyak masyarakat juga membeli sepeda untuk berolahraga disekitar rumah. Terjadi peningkatan pembelian sepeda selama pandemi ini berlangsung.

Walaupun begitu, pandemi virus corona tidak akan berlangsung selamanya. Kenyatannya, memang selama pandemi usaha online mengalami keuntungan yang meningkat tajam, karena dengan belanja secara online masyarakat tidak perlu berkeurmunan di tempat-tempat perbelanjaan. Akan tetapi, perlu startegi kembali agar usaha mereka tetap maju baik di masa pandemi atau pun di masa normal sekalipun. Karena itu pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi hal tersebut. Bisnis online telah membantu negara dalam pemulihan ekonomi masa pandemi yang sedikit tidak teratur, karena itu diharapkan agar pemerintah tetap memerhatikan sektor e-commerce ini agar semakin berkembang di masa-masa berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun