Film Moana ini merupakan film klasik, tidak salah lagi ya kawan-kawan? Banyak penggemar film ini dari banyak negara, semua usia pun menyukainya. Tetapi ketika dirilis kelanjutannya yang kedua, menurut kalian bagaimana nih? Apakah suka atau tidak suka, bahkan biasa saja?
Moana 2
Moana 2 dimulai tiga tahun setelah petualangan pertama Moana, di mana kini dia telah dipandang sebagai seorang wayfinder, navigator yang ahli, mencari koneksi dengan pulau-pulau lain di lautan. Cerita berputar pada kutukan yang dibuat oleh dewa badai bernama Nalo, yang menyebabkan pulau legendaris Motufetu tenggelam dan memutus hubungan antar pulau-pulau. Moana mendapat panggilan dari leluhurnya, Tautai Vasa, untuk membangkitkan kembali Motufetu agar bisa memulihkan hubungan antar komunitas laut dan menyelamatkan masa depan Motunui. Untuk itu, Moana membentuk tim — termasuk karakter baru seperti Loto (arsitek/inventor), Moni (seorang sejarawan dan pengagum Maui), dan Kele (petani yang sinis) — plus hewan-hewan peliharaannya seperti Pua dan Heihei. Mereka menghadapi berbagai rintangan di lautan, dan ada unsur mitologi yang diperluas, seperti visi, keterikatan leluhur, serta konfrontasi dengan kekuatan alam dan kutukan.
Salah satu aspek paling menonjol dalam Moana 2 adalah kecantikan visualnya. Animasi laut, pulau tropis, efek cahaya bioluminesen di dalam makhluk laut raksasa, pantulan air, warna-warna cerah pulau dan kedalaman laut yang gelap semuanya dirancang sangat baik. Atmosfer mitologis dan suasana lautan terasa sangat memikat, dan beberapa dunia kecil (seperti sarang kelelawar milik antagonis sementara, atau perjalanan melalui kerang monster besar) memberikan pengalaman visual yang kadang magis.
Detail kecil seperti efek suara alam, bahasa-bahasa dan nyanyian adat, dan ornamentasi budaya laut tampak diperhatikan sehingga film ini terasa sebagai kelanjutan dunia Moana yang dipercaya akan membawa penoton ke dalam suasana laut yang kaya dan beragam.
Di sisi karakter, Moana tetap menjadi pusat cerita: ia digambarkan lebih dewasa, lebih bertanggung jawab, dan mempertanggungjawabkan posisinya sebagai wayfinder. Auliʻi Cravalho kembali mengisi suara Moana dengan nuansa yang hangat, kuat, dan menunjukkan keraguan serta keyakinan. Maui juga kembali, tapi interaksi antara Moana dan Maui tidak sebanyak yang mungkin diharapkan oleh penggemar. Ada jeda lama sebelum mereka bisa bekerja bersama dalam konflik utama film ini.
Moana 2 unggul di visual dan dunia yang dibangun, serta tema-tema seperti warisan leluhur, koneksi antar komunitas, dan keberanian menghadapi ketidakpastian. Film ini tetap menghibur, terutama untuk penonton muda dan mereka yang menyukai film animasi dengan latar laut dan budaya pasifik.
Namun ada beberapa kelemahan yang tidak bisa diabaikan. Plot sering terasa seperti mengikuti formula yang sudah dikenalkan di film pertama: perjalanan lautan, rintangan alam, pertarungan melawan kutukan, terakhir menyelamatkan komunitas. Karena film ini semula direncanakan sebagai serial untuk Disney+, beberapa bagian terasa seperti “potongan” atau segmen yang tidak sepenuhnya saling terhubung secara mulus; pacing kadang melemah di tengah film, dan transisi antara adegan bisa terasa dipaksakan atau kurang alami.
Kesimpulan
Moana 2 adalah kelanjutan yang layak bagi penggemar film pertamanya. Jika Anda menikmati dunia Moana—suasana laut, budaya Pasifik, mitologi, dan karakter Moana yang kuat—film ini menawarkan banyak hal yang menyenangkan, terutama secara visual dan emosional ringan. Tapi jika Anda mengharapkan sesuatu yang setara dengan film pertama dalam hal originalitas cerita, musik yang mendalam, dan antagonis yang kuat, Anda mungkin akan merasa sedikit kecewa.