Mohon tunggu...
Kinkin AnashtasyaPutri
Kinkin AnashtasyaPutri Mohon Tunggu... mahasiswa

Saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Program PMTCT Sebagai Program Dalam Pencegahan Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Anak

4 Juli 2025   09:00 Diperbarui: 4 Juli 2025   08:58 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Human immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem imun tubuh manusia dan dapat berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan tahap lanjutan dari infeksi HIV dengan tanda adanya penurunan signifikan pada sistem imun tubuh manusia, sehingga tubuh tidak dapat melawan infeksi oportunistik (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2023). HIV sendiri tergolong dalam kelompok retrovirus yang menyerang sel T CD4+, yang memainkan peran penting dalam sistem imun.

Penularan HIV/AIDS menjadi tantangan bagi kesehatan di dunia salah satunya di Indonesia. Saat ini jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia masih tinggi ditahun 2024 tercatat dari 3.182.913 orang di seluruh Indonesia yang dilakukan tes HIV, terdeteksi terdiagnosis ODHIV (Orang dengan HIV) sebanyak 31.564 orang. Angka kasus kejadian ODHIV ditemukan banyak terjadi di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara Berdasarkan risiko yang ada, ditemukan ODHIV paling banyak tercatat pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) dengan presentase 30,5%, populasi umum sebanyak 27,3%, pasien tuberkulosis 12%, pengguna narkoba suntik 6,2%, dan ibu yang sedang hamil 4,9% (Kementrian Kesehatan RI, 2024).. 

Faktor risiko penularan HIV/AIDS dari ibu kepada anak (mother-to-child transmission/MTCT) merupakan salah satu jalur penularan lebih dari 90% kasus yang ditularkan dari ibu selama masa kehamilan, saat melahirkan, atau ketika menyusui. Bila tidak adanya intervensi pengobatan pencegahan dini dapat berisiko sekitar 50% anak terinfeksi HIV/AIDS akan kehilangan nyawa sebelum mencapai usia dua tahun, sehingga untuk mendukung masa depan anak bangsa Indonesia Program Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PMTCT) diperlukan sebagai langkah utama untuk menghentikan penularan HIV/AIDS ibu ke anak. Namun, akses terhadap layanan PMTCT di Indonesia masih tergolong rendah dan tidak merata di seluruh wilayah Indonesia (UNAIDS, 2023). 

Strategi pencegahan PMTCT melalui pemberian obat antiretroviral (ARV) untuk ibu dan anak, praktik pemberian makan untuk bayi yang aman, dan kepatuhan terhadap rejimen pengobatan dapat menekan risiko penularan hingga dibawah 5% (Wulandari & Utomo, 2025). PMTCT telah menjadi perbaikan terhadap kasus HIV global selain itu manfaat program bagi masyarakat untuk mengurangi beban social dan ekonomi agar masyarakat mampu hidup lebih sehat dan berkelanjutan (Wulandari & Utomo, 2025). Meskipun manfaatnya telah dirasakan secara global, namun PMTCT masih memiliki tantangan dalam penerapannya khususnya wilayah jauh dari pelayanan kesehatan, terbatasnya sumber daya, stigma terkait HIV, dan akses pendidikan kesehatan masih terbatas sehingga efektivitas program PMTCT belum maksimal (UNAIDS, 2020).

Peran serta pemerintah dan tenaga kesehatan termasuk keperawatan komunitas menjadi peran utama untuk menjalankan program PMTCT di fasilitas kesehatan sampai ke daerah terpencil. Faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku dan lingkungan, termasuk dukungan dari petugas kesehatan, akses yang mudah ke layanan, serta ketersediaan informasi, ternyata memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap keputusan ibu hamil dalam menggunakan layanan PMTCT (WHO, 2022) Oleh sebab itu, perlunya pendekatan secara holistic dengan cara pemberian pendidikan kesehatan, stigma masyarakat tentang HIV yang harus dikurangi dan akses layanan kesehatan yang meluas sangat mendukung untuk memaksimalkan layanan program PMTCT ini. Untuk upaya meningkatkan pengetahuan dan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada ibu hamil melalui edukasi PMTCT, dengan harapan dapat menurunkan angka penularan HIV dari ibu ke anak dan memperbaiki hasil kesehatan ibu dan anak yang akan dituangkan dalam bentuk esai ilmiah dengan judul Penerapan Program "PMTCT" Sebagai Program Dalam Pencegahan Penularan Hiv/Aids Dari Ibu Ke Anak.

PEMBAHASAN

Pencegahan penularan HIV dari ibu kepada anak, atau yang dikenal dengan PMTCT, merupakan elemen penting dalam upaya mengendalikan HIV-AIDS dan infeksi menular seksual di Indonesia. Layanan PMTCT diintegrasikan dalam paket layanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, kesehatan reproduksi, serta kesehatan remaja pada setiap tingkatan pelayanan kesehatan sebagai bagian dari strategi layanan komprehensif yang berkelanjutan untuk HIV-AIDS dan IMS. Pengembangan strategi untuk implementasi PMTCT adalah salah satu fokus utama dalam pengendalian HIV-AIDS, bertujuan untuk mengurangi jumlah kasus HIV hingga tingkat serendah mungkin dengan menekan infeksi HIV baru, mengurangi stigma dan diskriminasi, serta menurunkan angka kematian akibat AIDS dalam upaya mencapai visi Getting to Zero (Agustini et al., 2022).

Berbagai rintangan dalam pemanfaatan layanan PMTCT akan berdampak pada keberhasilan program PMTCT termasuk pemahaman ibu hamil akan lebih baik jika ada sosialisasi mengenai program PMTCT, adanya dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan menjadi faktor penting yang memengaruhi akses layanan PMTCT, dan tingkat pengetahuan mengenai HIV/AIDS dan program PMTCT akan berkontribusi pada motivasi ibu untuk mencegah HIV/AIDS (Gupta et al., 2021). Pelaksanaan PMTCT akan berjalan lancar jika pemerintah dan tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi hambatan yang dihadapi oleh ibu hamil dalam mengikuti PMTCT. Perubahan perilaku ibu untuk berpartisipasi dalam PMTCT didorong oleh faktor-faktor penguat, salah satunya adalah peran petugas kesehatan (Wulandari & Utomo, 2025).

Hambatan yang telah teridentifikasi dari studi oleh (Manik, 2025) menunjukkan bahwa adanya hubungan paritas ibu terhadap factor demografis yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan PMTCT. Sejalan dengan studi oleh (Yeshaneh et al., 2023) dimana ibu dengan paritas lebih tinggi atau multipara lebih dapat memanfaatkan layanan PMTCT dibandiing ibu dengan paritas rendah atau primipara. Selain paritas, hambatan dalam pelaksanaan program PMTCT juga di pengaruhi oleh factor tingkat pendidikan dan keterlibatan pasangan, bila ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan memiliki kesadaran lebih baik mengenai program PMTCT dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan rendah. Keterlibatan pasangan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pada Kesehatan reproduksi mereka sehingga keterlibatan pasangan yang baik dapat meningkatkan kepatuhan dan keinginan ibu untuk ikut serta dalam program PMTCT (Manik, 2025).

Masyarakat masih memiliki stigma social terhadap HIV/AIDS yang mempengaruhi ibu untuk mengikuti program PMTCT menjadi merasa malu, takut akan dikucilkan dan dicurigai hal ini terjadi terutama di wilayah dengan literasi kesehatan yang minimal, sehingga menjadi hambatan yang signifikan terhadap pemanfaatan layanan PMTCT (WHO, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun