Mohon tunggu...
Izzuddin Muhammad
Izzuddin Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - hamba Allah

penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saya Tak Pernah Merayakan Tahun Baru dan Saya Bahagia

31 Desember 2019   16:29 Diperbarui: 31 Desember 2019   16:48 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Euforia pergantian tahun menjadi salah satu momen yang dinantikan oleh banyak orang. Mereka menganggap pergantian tahun adalah momen sakral yang tidak boleh dilewatkan barang sedetik pun. Tak heran pusat-pusat keramaian makin ramai oleh lautan manusia. Di malam tanggal 31 Desember menjelang detik-detik 1 Januari mereka memilih tidak tidur dan menikmati hingar bingar yang memekakkan telinga.

Akan tetapi, tak semua manusia bertingkah demikian. Selalu ada golongan orang-orang yang lebih memilih tidak peduli dengan momen pergantian tahun. Rata-rata mereka yang sudah mulai beranjak dewasa akan berpikir seperti itu. Ada banyak alasan yang menguatkan pilihan untuk tidak ke mana-mana di malam pergantian tahun. Mulai dari malas terkena macet di jalan, tidak nyaman di tengah keramaian, hingga karena memang tidak ada yang ngajakin keluar.

Saya pribadi tidak pernah merayakan pergantian tahun. Alasannya tidak jauh berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Malas kena macet. Saya adalah orang yang lebih suka berwisata di weekdays daripada weekend. Selain karena masih aktif menjadi pengangguran, juga karena weekdays tidak seramai weekend. Pantai serasa milik sendiri. Ngga tahu kalau nanti sudah berada di fase memiliki waktu selo hanya pada weekend, mungkin idealisme saya akan berubah.

Pergantian tahun sejatinya tidak berbeda dengan pergantian hari-hari biasa. 

Di malam itu tidak ada yang spesial. Cuacanya sama, gelapnya sama, dinginnya sama, cuma sedikit lebih ramai saja. Jadi tidak terlalu penting merayakan pergantian tahun. Yang jauh lebih penting adalah menyiapkan diri untuk menutup akhir tahun dengan baik dan mengawali tahun yang baru dengan optimis. Kan ngga asyik kalau di pagi tanggal 1 Januari kamu bangun jam 12 siang lantaran semalam begadang mengikuti pesta kembang api.

Namun bagi mereka yang memilih untuk merayakan tahun baru saya tetap memberikan penghormatan. Setidaknya berkat merekalah para penjual terompet bisa mengais rezeki. Para penjual kembang api bisa menafkahi anak istri. Dan berkat mereka pula para petugas kebersihan akan kerja ekstra keesokan pagi.

Selamat tahun baru 2020! Rasanya tidak salah kalau kita saling menyemangati meski hanya melalui tulisan. Semoga 2020 lebih bahagia dan damai.

Salam hangat dari Pulau Lombok!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun