Mohon tunggu...
Kinari Ghranesia
Kinari Ghranesia Mohon Tunggu... Guru - Tulisan sang guru

Seorang guru yang hobi menulis. Semoga tulisan saya memberi manfaat untuk semua pengunjung blog kompasiana saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ingin Mengobati si Tukang Marah? Nge-Batik Jawabnya!

30 Januari 2019   14:38 Diperbarui: 30 Januari 2019   15:02 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

"Amenangi Jaman Edan Ewuh aya ing pambudi " (mengalami masa yang gila

sulit untuk dimengerti)

Serat Kalatidha karya Ranggawarsita membuat syair berjudul jaman Edan untuk menyindir bagaimana "kacau" jaman kolonial akibat korupsi. Tapi, sadarkah anda kalau syair jaman edan sebetulnya berlaku di jaman sekarang ini?

Coba lihat sekeliling anda, terutama di kota besar, senyum cerah tanpa beban seolah sulit ditemui. Pertikaian, fitnah, aura kebencian, hingga kasus aneh bertema kekerasan merajalela dimana-mana. Entah karena dipicu politik, ras, agama, ataupun sekedar hinaan kecil yang tidak disangka berbuah pahit, api dalam hati sangat mudah sekali disulut. 

Marah. Satu emosi yang terucap sepele namun dapat berdampak beragam macam. Pernahkah anda berpikir kenapa jaman sekarang orang gampang sekali tersulut emosi? Kenapa sekedar masalah sepele terhadap dua orang misalnya bisa membuat orang sekampung ikut-ikutan? Mananya yang Indonesia damai yang dilihat oleh negara luar?

Sebetulnya anggapan bahwa orang Indonesia ramah bukan hal yang salah lho. Menarik historis, memang mayoritas suku di Indonesia jaman dahulu, cenderung tidak ingin membuat masalah dan hidup dengan damai. Saya sempat berpikir panjang kenapa bisa demikian? Apa yang dirubah? 

Aktivitas Budaya ternyata Jawabnya. 

Melihat corak celana batik yang saya kenakan, saya tersadar salah satu alasan kenapa masyarakat Indonesia bisa begitu tenang. Salah satu budaya yang cukup populer di jaman dahulu adalah membatik dan tebak suku mana yang melakukannya? Jawa. 

Bukan bermaksud rasis, tapi tidak dapat dipungkiri stereotipe orang Jawa adalah tenang dan damai. Jarang sekali terdengar orang Jawa dianggap gampang marah dan suka mencari masalah, terlebih daerah Jawa seperti Banjarmasin, Solo, dan Jogja  yang terkenal dengan kerajinan batik. Usut punya usut ternyata membatik memang bisa membuat orang lebih tenang dan sabar. 

Menurut peneliti Chloe Bell dan Steven Robins menggambar mampu menurunkan ketegangan saraf yang biasa muncul pada orang dengan emosi tidak stabil. Tidak heran, beberapa terapi untuk masalah kecemasan berlebih (anxiety) melibatkan kreativitas menggambar untuk pasiennya. Ternyata, hal ini juga berlaku pada saat anda melakukan batik. 

Manfaat Batik untuk Segala Usia

Bagi anda yang merasa suka marah-marah, memutuskan untuk mulai membangun hobi membuat batik tentu akan sangat membantu mengurangi kebiasaan buruk satu ini. Tapi haruskah menunggu sampai karakter pemarah dibentuk barulah melakukan tindakan? 

Ingat, mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Salah satu manfaat belajar membatik  memang mengurangi rasa marah tapi ada pula kegunaan membantu seseorang tidak memiliki rasa mudah terbakar emosi. Terlebih jika anda mulai memperkenalkan kegiatan ini pada anak yang berusia belia. 

Anak hiperaktif dan suka ngamuk alias tantrum ternyata bisa diobati atau malah dicegah dengan rajin membuat batik. Tidak hanya itu saja, anak akan mendapat "bonus manfaat" yaitu motorik atau kemampuan gerak yang kian terlatih di masa pertumbuhannya. Sudah begitu, seorang bunda dapat quality time atau membangun hubungan dekat dengan anak melalui kegiatan batik bersama. 

Bagaimana status Batik di Indonesia?

Tahukah anda batik telah diakui menjadi budaya Indonesia di mata dunia. Bahkan, pada tahun 2009 UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), lembaga budaya Internasional meresmikan bahwa 2 Oktober adalah hari batik. Hal ini tentu membanggakan dan layak dipertahankan di mata dunia, mengingat beberapa budaya tanah air diklaim oleh tetangga serumpun sendiri. 

Ya, batik memang resmi menjadi ciri khas tanah air Indonesia. Sayangnya tidak semua orang dengan kewarnegaraan Indonesia tahu cara membatik. Terlebih dengan adanya teknologi yang kian canggih, budaya luar yang dianggap menarik, dan beragam alasan lain, seni membuat batik kian ditinggalkan, terutama oleh kalangan muda. Usaha keras untuk membuat batik sebagai wajah negara Pancasila bisa menjadi sejarah belaka bila masalah ini tidak segera diatasi. 

Tidak ada kata terlambat untuk menanamkan kembali trend batik di masyarakat Indonesia terutama kalangan muda. Komunitas batik di Tangerang berencana membuat gerakan MEMBIRU alias "Membatik dI tahun Baru". Apa maksudnya?

Kenapa ada gerakan Membiru?

2018 sudah berlalu, tentunya membuka lembaran di tahun 2019 haruslah memberi perkembangan nyata yang lebih baik. Gerakan membatik di tahun baru adalah salah satu pilihan yang cukup tepat. Tujuan dari gerakan ini adalah membangkitkan rasa cinta terhadap budaya batik dengan metode pengajaran lukisan batik yang dapat dilakukan siapa saja, termasuk amatir sekalipun. 

Kenapa mudah? Ilmu batik yang digunakan adalah metode ikat celup. Bagi yang belum tahu, teknik ikat celup berasal dari Banjarmasin. Hasil batik akan terlihat cerah dan autentik tanpa memberi kesan 'ketinggalan jaman'. Pada penghujung acara pula, peserta akan diajak untuk berbagi ilmu berjualan batik di internet. Asal tahu saja, harga batik banjarmasin berada di kisaran Rp.125.000 sampai dengan Rp.200.000. 

Menurut posting instagram @ibigacademy gerakan Membiru akan dilaksanakan pada tanggal 16 Febuari 2019 dari jam 10 pagi sampai dengan jam 3. Event hasil kolaborasi iBiG Academy dan komunitas Batik Tangerang akan memberikan fasilitas peralatan dan kain seluas 170x60cm sehingga anda tidak perlu pusing mencari alat untuk belajar batik. 

Sifat pemarah dapat terobati, dapat hobi yang bermanfaat, bisa kenalan dengan orang baru dan memperoleh ilmu menghasilkan yang dapat menghasilkan uang pula! Siapa yang tidak mau? Ayo awali tahun 2019 dengan hal bermanfaat untuk masa depan anda dan orang yang tersayang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun