Awal dari pemahaman aku terhadap teori realisme ini tentu saja negatif. Menurutku teori ini terlalu sempit karena hanya terfokus kepada masalah keamanan saja. Namun, setelah aku memahaminya lagi dari sisi yang berbeda menurutku teori ini bersifat ambisius terhadap kekuatan, keamanan negara adalah isu utama. Aku mencoba memposisikan diriku ini sebagai negara, mencoba melindungi diriku sendiri dari ancaman dan konflik.Â
Aku pikir itu bukan hal yang buruk untuk melindungi diri sendiri dari sebuah masalah. Namun, tanpa aku sadari untuk mewujudkan tujuan aku butuh kekuatan, nah, disini lah sifat egois pada diriku mulai muncul.Â
Aku lebih mengutamakan kepentingan diriku untuk menghindari masalah, tidak peduli jika orang lain yang kena selagi bukan aku. Kenyataan akan sifat buruk ini membuat aku jadi intropeksi diri, tersadar bahwa ambisi diriku untuk menghindari masalah bisa membangkitkan sisi terburuk diriku keluar. Untuk menghindari hal itu aku meyakinkan sebuah idealis bahwa masalah tidak akan ada selagi tidak dicari.Â
Kesepian tanpa kekasih cukup sekian dan terima kasih :)
REFERENSIÂ
Perwira, D. A., & Yani, D. M. (2005). PENGANTAR ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.