Mohon tunggu...
Kinanti Diah
Kinanti Diah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bercita-cita sebagai calon ubi jalar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yuk Simak Pembahasan; Stereotipe Anak HI sampai ke Teori Realisme

8 November 2022   21:04 Diperbarui: 10 November 2022   06:02 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jurusan Hubungan Internasional dari namanya saja kita pasti udah tau kalau jurusan ini pasti mempelajari tentang hubungan antar negara dengan skala internasional. Hubungan Internasional biasanya dianggap jurusan paling open minded bangett loh.

Banyak banget nih stereotipe jadi anak HI, penasaran apa aja? okee mari kita bahas. Namum, sebelum aku bahas lebih lanjut kenalin aku Kinanti Diah, mahasiswa hubungan internasional di salah satu kampus negeri di daerah Jawa Barat, disini aku mau sharing nih ke kalian apa aja sih pengalamanku jadi anak hubungan internasional selama setengah semester ini. Letss goo!

Awal ekspetasi aku terhadap jurusan hubungan internasional ini nantinya aku bakal belajar seputar bahasa, kebudayaan dan seputar negara. Tapi ternyata, aku lebih banyak belajar mengenai politik suatu negara, isu-isu sosial luar negeri dan teori-teori hubungan internasional.

 Lumayan engga nyangka ternyata yang bakal aku pelajari itu lebih kompleks dari yang aku bayangkan. Tapi gapapa, menurut aku dengan pembelajaran yang lebih kompleks seperti itu membantu aku dalam berpikir kritis, rajin dalam membaca dan berdiskusi. 

Jauh sebelum aku merasakan jadi anak hubungan internasional, ada pernah dengar beberapa stereotipe nih yang buat diri aku jadi gapede sendiri buat ngebayangin kalau nanti jadi anak hubungan internasional. Penasaran? Yuk simak, pembahasan berikut.

stereotipe yang pertama, anak HI pasti jago bahasa inggris. Kenyataannya beberapa anak HI termasuk aku masih belajar lebih lanjut, loh mengenai bahasa inggris kita. Apalagi untuk public speaking dan grammar, kadang aku juga masih menggunakan bantuan aplikasi hehe. Tapi gapapa, jika kamu merasa kurang dalam berbahasa inggris nantinya di HI kamu bakal belajar lebih lanjut juga terbiasa dengan bahasa inggris. 

Lanjut, anak HI pasti sering keluar negeri. Hmmm...selama aku jadi anak HI satu setengah semester aku belum pernah liat anak HI yang sering bolak balik keluar negeri, mungkin ada tapi aku yang gatau(?) I dunno know.

Stereotipe yang terakhir yang sering banget aku dengar itu, anak HI kalo lulus pasti jadi Diplomat yaaa. Faktanya menjadi diplomat memang menjadi cita-cita hampir seluruh mahasiswa HI, apalagi saat pertama kali memasuki perkuliahan. 

Seiring berjalannya waktu, banyak mahasiswa yang mengurungkan niatnya menjadi diplomat lantaran menyadari sulitnya persaingan. Selain bersaing dengan mahasiswa sesama jurusan, kami juga harus bersaing dengan kampus lain, bahkan jurusan lain seperti jurusan ilmu hukum. Makanya lulusan jurusan HI ini nggak selalu menjadi diplomat, mereka juga bisa jadi penulis, negosiator, pegawai di perusahaan asing, bahkan bisa menjadi wirausahawan dan terjun ke dunia bisnis, loh.

Nah, itulah beberapa stereotipe yang melekat pada mahasiswa jurusan hubungan internasional. Namun, sebelum mencapai akhir halaman, aku juga mau memaparkan satu hal menarik lagi nii dari pengalanan pembelajaran aku sebagai anak hubungan internasional walau baru setengah semester hehe.

Ketika aku sedang belajar mengenai teori-teori hubungan internasional ada satu teori yang menurutku menarik, yaitu teori realisme. Teori ini memiliki pandangan pesimis terhadap sifat manusia yang pada dasarnya egois. Teori yang bersifat konfliktual ini, lebih mengutamakan keamanan negaranya. Menurutnya negara yang memaksimalkan kekuatan dapat mencapai tujuannya sendiri dengan lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun