Mohon tunggu...
Kinanti
Kinanti Mohon Tunggu... Freelancer - bianglala

tetap bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Bahagia yang Kadang Terlewatkan

25 Februari 2019   10:47 Diperbarui: 25 Februari 2019   11:40 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini adalah hari ke sekianku kkn. Kalau dihitung sisa hari kkn dibandingkan dengan yang sudah aku lewati lebih banyak sisanya deng. Kalau ditanya juga bagaimana perjalanan kkn saat ini ya begitu saja, berjalan sebagaimana mestinya dia berjalan. Kadang terasa berjalan kadang juga rasanya seperti diam di tempat. Kalau ditanya lagi lebih sering jalan atau diam sih rasanya berjalan but slow. 

Sedih sih karena jauh dari orang tua dan keluarga. Tetapi keinginan untuk tidak kali ini tidak dapat dinegosiasi karena ini adalah kewajiban. Jadi KKN ini adalah bentuk pengabdian kita sebagai mahasiswa kepada masyarakat. Tapi kalau menurut ku sih untuk merubah kebiasaan masyarakat itu sangat susah. 

Kenapa ? ya sudah jelas pendekatan saja menurut saya membutuhkan waktu yang lumayan lama. Apalagi untuk merubah kebiasaan yang tidak biasa dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu aku masih belum tahu sepenuhnya goals dari KKN ini. 

Misalkan saja kebiasaan masyarakat yang membuang sampah ke sungai dan mengarahkan untuk tidak lagi itu sangatlah susah. Sama halnya untuk kami beradaptasi di lingkungan orang bersama orang baru juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Mungkin cukup itu ya tetang kkn. Hal menariknya disini yang aku rasakan yaitu jauh dari hiruk pikuk suasana perkotaan. Dari orangnya, kebiasaannya, makanannya, sosialnya dan segalanya. Yang paling terasa yaitu atmosfernya. 

Dimana kalau di desa sangat segar udaranya dibandingkan di kota sehingga peluang untuk bangun pagi dan menghirup udara segar serta berjalan mengitari ruas jalan setapak pematang sawah menjadi hal yang paling ditunggu-tinggu. Karena pemandangan itu tidak dapat di kota.

Di tempat KKN, tepatnya di Ketangga Lombok Timur saya belajar banyak hal baru. Pengalaman saya bertambah. Karena berada di lingkungan orang jadi mau tidak mau aku harus bisa beradaptasi di lingkungan yang baru ini. Hal yang sangat terasa perubahannya yaitu cara berbicara. 

Semulanya berbicara dengan bahasa indonesia mau tidak mau mengharuskan saya untuk berbahasa setempat, rasanya susah namun diharuskan untuk bisa. Pelajaran yang aku dapat disini yaitu dimanapun kita sedang tinggal pelajarilah bahasanya. 

Karena kita makhluk sosial yang pasti membutuhkan satu sama lainnya.  Jadi kuncinya yaitu komunikasi dengan bahasa setempat. Dengan begitu kontak sosial dapat terjalin dengan selaras. 

Entah pagi ke berapa aku terbangun untuk menanti fajar terbit. Pagi itu dinginnya menusuk hingga ke paru-paru. Rasanya ingin segera ke luar rumah menanti matahari muncul di langit timur. Akupun terbangun pagi itu, mataku masih terbuka seperempat saja. Lampu kamar terlihat samar-samar di mata. Dinginnya uadara pagi kaki gunung mulai masuk melalui celah-celah jendela dan pintu kamar. 

Aroma pagi dan embun tercium hingga hidung semangat untuk bangkitpun tak dapat dibendung. Dengan bergegas aku bangun dan merenggut mimpi sambil mengucapkan selamat pagi. Iya selamat pagi buat kamu juga. Semoga harimu menyenangkan. Akupun memasang hijab yang tergantung di belakang pintu dan mencoba menggapai kacamata yang terpisah dari mataku saat aku tertidur semalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun