Mohon tunggu...
Fidia Larakinanti
Fidia Larakinanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Just look a little bit closer to me. Then, you'll find that I'm very interesting and hard to know. I'm just a little bit extraordinary.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tindak Kriminal di Sekitar Kita

12 Januari 2011   02:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:41 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap hari kita disuguhkan oleh tayangan-tayangan di televisi mengenai tindak kriminal yang terjadi di sekitar kita. Lihat saja acara Patroli, Sergap, Buser, Fakta, dan masih banyak lagi. Tayangan-tayangan tersebut ditampilkan secara gamblang dan jelas. Selain tayangan yang kita saksikan di televisi, kita juga sering mendengar dari percakapan orang lain tentang tindak kriminal yang terjadi, atau bahkan kita mengalami sendiri sebagai korban tindak kriminal. Mungkin muncul pertanyaan dalam benak kita, "Mengapa setiap hari selalu ada saja bahan baru untuk berita tindak kejahatan?". Jika bahan berita kriminal terus bertambah setiap kalinya, itu berarti tindak kriminal terus terjadi dan terus bertambah setiap hari bahkan mungkin setiap waktu.

Bila kita menyaksikan tayangan-tayangan atau mendengar berita-berita tentang tindak kriminal, rasanya hidup kita menjadi tidak aman. Kita sering diliputi rasa takut, khawatir, was-was dan entah apalagi namanya, terutama bila kita akan bepergian. Kita pun menjadi sering tidak berani untuk berkomunikasi dengan orang lain yang belum pernah kita kenal. Kita selalu curiga bahwa orang tersebut akan bermaksud tidak baik kepada kita.

Tayangan-tayangan kriminal yang ditampilkan di televisi juga menjadi kekhawatiran bagi orangtua. Betapa tidak, tindakan-tindakan sadis, kejam, tidak berperikemanusiaan, amoral dan sebagainya harus disaksikan oleh anak-anak di bawah umur dan sampai kepada anak-anak yang berada di pelosok-pelosok desa. Mampukah mereka mencerna isi tayangan tersebut dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk dari gambar-gambar yang ditayangkan? Rasanya sangat sulit. Mereka sepertinya belum mampu untuk mensensor tayangan-tayangan tersebut. Buktinya, tidak sedikit kita dengar dan saksikan bahwa mereka yang melakukan tindak kriminal mengakui bahwa mereka melakukan hal tersebut karena melihat di televisi.

Bila stasiun televisi di Indonesia ramai-ramai membuat program yang isinya penuh dengan tayangan tentang tindakan kriminal, apa targetnya?? Untuk menanamkan kesadaran hukum? Memberi solusi dalam memberantas tindak kriminal? Bila itu targetnya, mengapa tindak kejahatan justru terus bertambah setiap harinya? Bukankah itu justru berarti memberikan pelajaran atau solusi bagi mereka yang ingin melakukan tindak kejahatan? Jawabannya mungkin ya, mungkin juga tidak. Sebab tayangan tersebut dapat juga membuat seseorang sadar akan pentingnya hukum.

Tindak kejahatan yang makin marak terjadi memang banyak faktor penyebabnya. Tapi yang paling penting, marilah kita tanamkan sikap mental keberagamaan. Hal itu harus dimulai sejak dini. Tumbuhkanlah rasa saling mengasihi dan menyayangi, sebab sikap mental keberagamaan dan rasa kasih sayang merupakan perisai yang paling utama dalam menjaga diri kita untuk tidak berbuat kejahatan.

Terakhir, marilah kita berdo'a semoga tindak kejahatan tidak lagi terjadi di sekitar kita. Semoga kita, keluarga kita, dan teman-teman kita terhindar dari perbuatan zalim dan dari orang-orang yang hendak berbuat kezaliman.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun