Mohon tunggu...
Aira Kinanthi
Aira Kinanthi Mohon Tunggu... -

Menikmati fase pendewasaan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kalo Aku Maha Pengampun, Mungkin Aku Bisa Jadi Tuhan

7 Juli 2014   08:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:11 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A:” Why if i break your trust someday?”

B: “Trusting you is my decision, proving me wrong is yours”

Tuhan kan katanya maha pengampun, itu kan tuhan nah aku kan manusia?

Apakah aku orang yang keji karena tidak mau memaafkan?

Jika terus-terusan mengampuni orang yang sama dengan kesalahan yang sama berulang-ulang, lebih dari satu, dua, tiga, empat, lima, bahkan lebih dari itu dan akhirnya aku memutuskan untuk berhenti mempercayaimu apakah aku orang yang keji?

Mungkin kamu akan menganggap bahwa aku orang yang keji karena tidak mengampuni kesalahanmu.

Apakah aku keji? Tuhan aja maha pengampun, kenapa aku ga mau memaafkan?

Tapi aku berpikir mungkin kalo aku maha pengampun atas kesalahanmu yang berulang-ulang itu aku bisa jadi tuhan, dan aku berpikir tidak memaafkanmu bukan hal yang keji, karena akan lebih keji jika aku terus memaafkanmu sama halnya aku membiarkanmu melakukan hal (kesalahan) yang sama berulang-ulang tanpa belajar dari kesalahan masa lalu. Dan yang kedua aku tidak memaafkanmu karena memang kamu tidak bersalah,mempercayaimu adalah keputusanku, dan ketika ternyata kamu tidak layak untuk dipercayai, aku berpikir bahwa ini sebenarnya adalah kesalahanku untuk mempercayaimu.

Anggap saja aku tidak memaafkanmu, aku tidak lagi mengizinkanmu untuk masuk ke dalam gerbang yang sudah aku kunci untukmu. Karena apa, karena aku tidak menginginkan kamu untuk berjalan dan berputar pada jalan yang sama, aku menunjukanmu jalan lain yang berbeda. Meskipun kamu berasumsi buruk atas aku yang kau anggap keji karena tidak menggubris permintaan maafmu, karena aku manusia dengan keterbatasan yang bisa lelah berkata-kata akan hal yang sama. Entah sudah berapa ribu kata yang keluar dari mulutku untuk memaafkanmu dan memberikan saran-saran, aku bisa lelah dan kini diam adalah caraku mengantarkanmu pada jalan lain yang mngkin akan mengantarmu pada perubahan. Tinggal bagaimana kamu menjalaninya.Percayalah ada niatan atas sikap-sikapku. Tuhan aja yang katanya maha pengampun, punya neraka untuk menghukum setiap kesalahan makhluknya. Jika buatmu ini adalah hukuman, aku justru menganggap bahwa aku sedang berbaik hati padamu, memberimu kesempatan akan hal baru dan tidak membawamu pada jalan yang sama karena aku tidak melihatmu mepelajari hal baru pada jalan yang terus-terusan kau lewati.

Ini sebuah langkah kecil yang aku buat, karena aku percaya akan adanya efek kupu-kupu, hal ini menggambarkan dimana perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem non-linear dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian. Aku mencoba hal yang berbeda, karena aku merasa telah memberikanmu kesempatan yang tak terbatas, bahkan mungkin kamu tidak menduga aku masih terus mempercayaimu, karena itulah mungkin akhirnya kamu terus melakukan pengulangan. Saat ini juga aku ingin membuat perubahan kecil. Kira-kira akankah berdampak besar. Aku juga tidak tau.

Aku juga berpikir bahwa hidup itu seperti saat kamu memainkan permainan monopoli, kamu bisa mendapatkan kesempatan, kesempatan itu datangnya ga cuma sekali tapi berkali-kali, setiap orang yang memainkannya akan mendapatkan kartu yang berbeda-beda, satu orang bisa berkali-kali mendapat kesempatan. Ada kesempatan bagus seperti “selamat anda mendapatkan uang dari bank” Ada kesempatan yang dalam pandangan kita adalah hal yang buruk, tergantung bagaimana kita memaknainya. Sekalipun kesempatan yang kita dapatkan adalah “maju 10 langkah” namun ternyata kamu justru berhenti pada petak yang merupakan milik lawanmu dan kamu harus membayar denda, itu adalah resiko kita dalam mengambil kesempatan. Sama seperti resiko saat kamu memutuskan untuk bermain monopoli. Karena untuk berhenti pada kolom kesempatan bukanlah keinginanmu, karena terkadang kita tidak memilih dan menentukan sesuatu yang terjadi untuk kita, tapi pilihan itulah yang menentukan dirinya atas kita, inilah takdir. Seperti dadu dalam monopoli, angka yang keluar saat dadu dilempar adalah bagian dari faktor keberuntungan, dan keberuntungan adalah bagian dari takdir, kamu tidak akan tahu angka berapa yang keluar saat dadu dilemparkan.


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun