[caption id="attachment_174572" align="aligncenter" width="425" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption] Bisakah anda sejenak saja berhenti dari kehidupan hyperconnected? Bila anda terkoneksi dengan banyak hal terutama di kehidupan online, anda akan membentuk jati diri baru, yaitu identitas online. Identitas online ini, bagi sebagian mereka paling tidak merupakan perwujudan dari identitas offline atau keseharian. Namun karena adanya pilihan anonim dan alias, seringkali identitas online tidak sama dengan identitas offline. Zaman kemajuan media sosial saat sekarang ini, mau tak mau anda harus ikut. Media sosial memang sudah menjadi kebutuhan harian sebagian manusia di bumi ini. Jika kita lihat empat tahun ke belakang, media sosial belumlah segegap gempita sekarang ini. Kini setiap orang paling tidak punya satu akun media sosial, bahkan ada yang punya lebih dari lima. Hal ini membuat mereka menjadi orang yang Hyperconnected. Di antara kelima akun media sosial tersebut bisa saja di setiap akun memiliki identitas online tersendiri. Contohlah misalnya di kompasiana dengan nama Bobo, di Twitter @Obob dan di Google Plus Bobi Bobo. Bila ditambahkan dengan akun MySpace, Friendster dan Facebook, tentulah identitas online tersebut semakin bertambah. Pertanyaannya, samakah apakah identitas-identitas yang saling berbeda tersebut sama dengan identitas offline? Dulu sewaktu saya masih awam dalam internet, sekitar tahun 2000 - 2001, saya berkesimpulan, dunia internet bukanlah sesuatu yang aman sehingga saya memilih menggunakan alias atau identitas yang berbeda dengan yang di offline. Kesimpulan tersebut hingga saat ini masih saya pertahankan, kecuali jika suatu aturan tertentu mengharuskan menggunakan nama asli. Dalam berinteraksi di dunia online sekarang ini, saya masihlah termasuk orang yang sulit untuk langsung percaya dengan identitas online seseorang. Dulu jika anda ingat Chatting MIRC atau Dalnet, bermacam-macam identitas saya buat. Orang lain pun demikian. Saya pun pernah kena tipu karena merasa percaya dengan identitas tertentu begitu saja. Ini artinya sangat terbuka kemungkinan seseorang yang online akan sangat berbeda dengan kehidupan offline. Permasalahan timbul ketika kebebasan untuk menjadi anonim atau alias tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak baik. Dari data yang saya baca beberapa tahun yang lalu, sebagian identitas yang ada di chatting ternyata identitas palsu. Â Ini artinya kebebasan untuk menjadi anonim dan alias digunakan secara tidak bertanggung jawab sehingga kemudian menipu orang lain. [caption id="attachment_164210" align="aligncenter" width="576" caption="Ilustrasi, sumber: http://www.chemical-check.com"]