Mohon tunggu...
Kiki Resky Indrayanti
Kiki Resky Indrayanti Mohon Tunggu... Penulis - Menjadi Perempuan Sederhana :)

Manusia yang cerdas adalah manusia yang selalu butuh perubahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kepribadian Highly Sensitive Person (HSP)

21 Oktober 2022   15:17 Diperbarui: 21 Oktober 2022   15:31 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki kepribadian Highly Sensitive Person (HSP) dikenal juga dengan sebutan Sensory Processing Sensitivity (SPS) dimana seseorang memiliki kepribadian yang sensitif baik dari fisik, lingkungan, ataupun interaksi sosial. Merasakan ketidaknyamanan membuat sebagian orang beranggapan bahwa hal itu adalah negatif. Maka tidak heran,  kebanyakan orang  yang berpikir bahwa orang berkepribadian sensitif cenderung menjadi bahan omongan orang, disangka cuek, dan sombong. Padahal itu merupakan tanggapan seseorang yang melihat berkepribadian HSP ini dari luarnya saja. Mereka tidak mengetahui bahwa apa yang dialami oleh orang tersebut memiliki banyak tumpukan beban dan cerita pahit dibalik kepribadian yang cuek dan dingin terhadap orang lain. Sama halnya dengan diriku, yang memiliki kepribadian HSP. Berbagai upaya yang saya lakukan untuk mengatasi adanya mood swing, stress, depresi bahkan emosi yang kadang-kadang melunjak.


Satu hal yang perlu diketahui bahwa seseorang yang memiliki kepribadian HSP ini bukan perilaku yang negatif atau yang perlu ditakuti. Menjadi hal yang lumrah ketika setiap manusia punya kekurangan masing-masing pada dirinya, tetapi yang menjadi masalah ketika kita sebagai manusia tidak bisa menerima kekurangan itu dengan baik, yang artinya kita tidak mencintai diri kita seutuhnya.

"Love yourself the way you want to be loved by the people you love"

Menjadi orang yang berkepribadian HSP tidak mudah dilalui, mereka bertarung dengan pikirannya sendiri karena pengaruh overthinking yang harus dialami. Berbagai masalah yang menjadi pemicu adanya HSP adalah dari faktor lingkungan keluarga, pertemanan, pekerjaan, dan percintaan. Berbagai upaya dilakukan untuk tetap bertahan dengan kondisi yang sedang down, mereka yang beranggapan bahwa kepribadian ini negatif karena mereka tidak melihat apa yang kamu rasakan, mereka tidak mengalami apa yang kamu alami, dan mereka tidak bisa memposisikan dirinya sebagaimana kamu memposisikan dirimu menghadapi karakternya.

Ust. Syafirizabasalamah dalam dakwahnya mengatakan, "orang yang cerdas adalah orang yang bisa memposisikan dirinya". Jika kita sudah dianggap dewasa terhadap orang lain, maka kita harus bisa membedakan setiap karakter manusia, dan bisa memilih secara bijak yang mana pengaruh negatif dan yang mana pengaruh positif. Kita layaknya dokter yang harus memberikan obat kepada pasiennya sesuai dengan penyakit yang dialami. Bukan seakan-akan kita menjatuhkan mental seseorang dengan sikap dan perkataan yang kurang menyenangkan.  

Diriku salah satunya, banyak yang harus saya lewati untuk bertahan dalam kondisi yang seperti ini, bertarung dengan pikiran yang random, tiba-tiba ingin nangis, dan emosi yang melunjak dari dalam hati, yang saya lakukan adalah membiarkan semua ini terjadi sampai dimana diriku terbiasa mengalami hal seperti ini dan akhirnya secara perlahan menjadi terbiasa dan saya mengerti bahwa hidup ini tidak selalu diikuti apa yang menjadi kemauan kita.

Berada pada lingkungan yang berbeda bukan menjadi hal yang salah, akan tetapi kita diajarkan untuk belajar pada proses pendewasaan untuk mengenali dan menerima apa yang berbeda dengan diri kita. Lagi-lagi kita belajar bagaimana mengelola emosi dengan bijak, berbicara yang tidak menyinggung orang lain, dan bersikap yang tidak menonjolkan perilaku kurang menyenangkan. Semua didasari cara pandang kita terhadap apa yang kamu lakukan dan apa yang dilakukan oleh orang lain.

Belajar menjadi dewasa memang tidak mudah tapi inilah hidup yang begitu keras, kita dipaksa menjadi kuat padahal aslinya lemah, kita dipaksa untuk tersenyum padahal aslinya nangis bersedu-sedu di dalam hatinya. Setiap masalah adalah ujian untuk membentuk diri kita menuju pada proses pendewasaan.

Sebagai penyemangat, hadapi dengan sabar, kuatkan, dan lakukan yang terbaik yang kamu bisa. Fokus ke diri kamu sendiri, tingkatkan kualitas diri kamu, dan berpikir positif untuk hal-hal yang menyakitkan. InsyaAllah pikiran yang baik akan memberikan kita jalan terbaik dalam kehidupan ini.

"Banggalah dengan apa yang kamu capai termasuk berdamai dengan diri sendiri"

Penulis: Kiki Resky Indrayanti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun