Mohon tunggu...
Zulkaeda Nasaruddin
Zulkaeda Nasaruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa Matematika

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecerdasan Buatan: Wajah Baru dari Matematika

4 September 2025   17:08 Diperbarui: 4 September 2025   17:08 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Di era digital seperti sekarang, istilah Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan semakin sering kita dengar. Mulai dari ponsel pintar, media sosial, layanan musik, hingga dunia kesehatan, semuanya sudah tersentuh oleh AI. Banyak orang mungkin melihat AI sebagai sesuatu yang "ajaib" atau bahkan menakutkan, seolah-olah mesin bisa berpikir layaknya manusia.

Namun, yang jarang disadari adalah bahwa AI bukanlah keajaiban yang muncul begitu saja. Di balik setiap algoritma canggih dan teknologi mutakhir, terdapat fondasi ilmu yang sudah lama kita kenal: Matematika. Tanpa matematika, AI tidak bisa "belajar", mengambil keputusan, ataupun mengenali pola.

Tulisan ini akan mengajak kita melihat bagaimana matematika dan kecerdasan buatan saling terkait, serta mengapa AI bisa disebut sebagai wajah baru dari matematika.

Matematika: Bahasa Rahasia AI

Matematika sering disebut sebagai bahasa universal. Dalam AI, bahasa ini dipakai untuk mengajarkan mesin bagaimana belajar. Misalnya, aljabar linear digunakan untuk merepresentasikan data dalam bentuk matriks dan vektor, kalkulus untuk proses optimasi, serta statistika dan probabilitas untuk menghadapi ketidakpastian data (Sari & Avianty, 2023).

AI dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang dirancang untuk dapat meniru kecerdasan manusia dalam berpikir, belajar, dan memecahkan masalah. Dengan kata lain, matematika bukan hanya pendukung, melainkan inti dari kecerdasan buatan itu sendiri (Rachman, Roihan, & Nur, 2019).

Dari Rumus Menuju Robot

Satu hal menarik: AI tidak muncul begitu saja dari ide futuristik, ia lahir dari penerjemahan rumus matematika menjadi algoritma komputer. Misalnya, konsep sederhana seperti regresi linier dalam statistika kini menjadi dasar dalam machine learning untuk memprediksi harga rumah, tren saham, bahkan cuaca (Jordan & Mitchell, 2015).

Lalu berkembanglah jaringan saraf tiruan (neural networks) yang terinspirasi dari cara kerja otak manusia. Di balik kerumitan algoritmanya, tetap ada kalkulasi matematis berupa perkalian matriks, fungsi aktivasi, dan proses turunan (Goodfellow, Bengio & Courville, 2016).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun