Mohon tunggu...
kiki esa perdana
kiki esa perdana Mohon Tunggu... Dosen - pemerhati komunikasi politik dan penggemar sepakbola

mengajar komunikasi pada beberapa universitas, menarik perhatian pada isu komunikasi politik dan budaya penonton sepakbola, pengambilan tulisan untuk kepentingan penelitian, bebas ga perlu izin, tapi mohon harap dicantumkan sumber data nya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Seni Tanpa Batas?

23 Mei 2024   20:11 Diperbarui: 23 Mei 2024   20:15 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di kelas kemarin pada sebuah diskusi kelompok, seorang mahasiswa mengatakan kurang lebih bahwa "berpakaian itu walaupun bebas tetapi harus tetap menyesuaikan dengan tempat dimpat dia berdiri", kemudian tetiba saya teringat bahwa saya pernah membeli seuha buku dari penulis keren, ST sunardi, Vodka dan Birahi Seorang Nabi, membaca judulnya saja terasa sanagat provokatif, kita kategorikan "nabi" merupakan sesuatu yang suci, mengartikan sebaliknya dengan kata "vodka" dan "birahi". sastra ini merupakan karya seni, secara definisi pun sastra merupakan  karya seni yang memakai bahasa seabagai medium utamanya.  

seni buat saya pribadi, merupakan karya yang tidak mengenal batasan, seni merupakan hasil adiluhung dari sebuah proses kreatif besar. karya seni tidak bisa di-standrisasikan oleh selera orang lain, seperti halnya anda bilang, makanan enak atau tidak enak, atau lagu bagus atau tidak, karena keduanya merupakan hasil karya seni, lagi-lagi, yang tidak bisa di-standariasikan oleh  selera orang lain. mungkin yang lebih mungkin muncul adalah, apakah hasil seni terebut sesuai dengan selera pasar atau tidak? jka pertanyaan seprerti itu baru bisa dijawab iya sesuai atau tidak.  

saya percaya de gustibus non disputandum -- rasa tidak bisa diperdebatkan. begitu juga dengan seni, tidak perlu ada perdebatan seni ini bagus, seni ini tidak di dunia ini. seni tidak bisa dibatasi dan distandarisasi. majalah times menobatkan novel  Anna Karenina sebagai novel terbaik yang pernah ada, tapi saya kurang menyukainya, majalh times juga menobatkan to kill a mockingbird sebagai novel terbaik ke 2 sepanjang sejarah, kalo ini saya baca dan menyukainya. kembali, seni tidak dapat distandariasi, seni bebas, tidak terbatas dengan nilai, norma atau bahkan selera orang. coba tanya pada diri anda, apakah selera anda sudah jadi selera kebanyakan atau selera pasar? tau masih idealis dan "kumaha aing"?  haha ga jelas ini tulisan


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun