Mohon tunggu...
Darman Eka Saputra
Darman Eka Saputra Mohon Tunggu... Guru SDN Sukaresmi Cikalongkulon

Guru SD, petani, belajar menulis, tinggal di lereng Sanggabuana

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rahayat Waluya, Negri Digjaya? Refleksi Hari Jadi Cianjur ke-348 di Tengah Ketimpangan dan Harapan

12 Juli 2025   11:15 Diperbarui: 12 Juli 2025   10:46 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi oleh Des) 

Rahayat Waluya, Negri Digjaya? Refleksi Hari Jadi Cianjur ke-348 di Tengah Ketimpangan dan Harapan

Oleh: Darman Eka Saputra, S.Pd.Gr.
Guru SDN Sukaresmi Cikalongkulon | Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan UNPAM


Setiap tanggal 12 Juli, masyarakat Kabupaten Cianjur merayakan hari jadi tanah kelahirannya---tanah yang lekat dengan nilai Ngaos, Mamaos, Maenpo, filosofi Sunda yang telah diwariskan turun-temurun. Tahun 2025 ini, Cianjur genap berusia 348 tahun. Tema yang diusung tahun ini---"Rahayat Waluya, Negri Digjaya"---seolah menyiratkan impian akan masyarakat yang sejahtera dan daerah yang berjaya.

Namun di balik slogan penuh semangat itu, muncul pertanyaan yang menggelitik kesadaran: Benarkah seluruh rakyat sudah "waluya" (sehat dan sejahtera)? Sudahkah Cianjur sungguh "digjaya" dalam artian pemerataan pembangunan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial?

Ketimpangan Wilayah: Antara Utara Padat dan Selatan Sunyi

Cianjur adalah salah satu kabupaten terluas di Jawa Barat, dengan luas wilayah 3.840 km dan penduduk lebih dari 2,5 juta jiwa. Namun distribusi penduduknya sangat timpang. 70% warganya tinggal di wilayah utara yang hanya mencakup sepertiga luas kabupaten. Sementara wilayah selatan---yang luas, subur, dan kaya potensi---hanya dihuni oleh kurang dari 20% penduduk.

Kecamatan Cianjur Kota mencatat kepadatan lebih dari 6.600 jiwa/km, sementara Naringgul di selatan hanya sekitar 170 jiwa/km. Konsekuensinya sangat nyata: akses pendidikan, layanan kesehatan, infrastruktur jalan, dan bahkan sinyal internet pun belum merata. Seolah ada dua wajah Cianjur yang berjalan di ritme pembangunan yang berbeda.

Pendidikan: Tinggi di Dasar, Tertinggal di Atas

Pemerintah Kabupaten Cianjur patut diapresiasi karena berhasil mempertahankan angka partisipasi SD/MI mendekati 100%. Namun angka ini turun drastis di jenjang menengah: APM SMP masih di bawah 90%, dan SMA lebih rendah lagi. Data tahun 2023 mencatat lebih dari 5.000 anak lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK.

Hal ini tentu mengganggu impian digjaya, karena tanpa sumber daya manusia terdidik dan siap kerja, bagaimana Cianjur bisa unggul di masa depan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun